Komisi Pemilihan Umum (KPU) resmi melakukan pengundian nomor urut bagi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan berlaga dalam Pemilu 2024. Hasilnya, pasangan calon Anies Baswedan dan Muhaimin Iskadar (Cak Imin) mendapatkan nomor urut 1, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mendapat nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo dan Mahfud Md mendapat nomor 3. Pengundian nomor urut ini dilakukan dalam dua tahap, dimana cawapres mengambil nomor antrean terlebih dahulu, diikuti oleh capres.
Setelah pengundian nomor urut, semua paslon diberikan kesempatan untuk memberikan pidato. Mereka menekankan pentingnya pelaksanaan Pemilu yang jujur dan adil untuk menjaga demokrasi yang baik. Cak Imin mengatakan bahwa Pemilu adalah pertaruhan bagi Indonesia, dan jika berjalan dengan baik maka pembangunan akan lancar. Prabowo mengungkapkan keyakinannya bahwa KPU akan melaksanakan Pemilu dengan jujur, tanpa kecurangan apapun. Sementara, Ganjar Pranowo menyatakan bahwa nomor urut 3 sesuai dengan sila ketiga, Persatuan Indonesia, dan semua pihak perlu menjaga demokrasi dalam negeri.
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Devi Darmawan, menyatakan bahwa nomor urut tidak berdampak terhadap elektoral, karena unsur figuritas lebih menentukan elektabilitas calon. Dia menekankan pentingnya persepsi publik terhadap tiap pasangan calon dalam proses kampanye capres cawapres, serta pentingnya masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya secara cerdas.
Dosen Departemen Politik Pemerintahan Universitas Gadjah Mada (UGM), Arga Pribadi Imawan, juga menyampaikan bahwa situasi politik di Pemilu 2024 akan berbeda dengan Pemilu sebelumnya. IKN akan menjadi isu penting yang digaungkan oleh semua paslon, namun hal ini tidak akan membuat situasi politik terlalu panas seperti sebelumnya. Dia mendorong masyarakat untuk menjadi active citizens dalam proses politik, dan melaporkan jenis pelanggaran Pemilu yang terjadi.
