More
    HomeBeritaYanto dan Istri Sukses Membawa Bakpia Khas Paser yang Disukai oleh Masyarakat

    Yanto dan Istri Sukses Membawa Bakpia Khas Paser yang Disukai oleh Masyarakat

    Pasangan suami istri Isyanto dan Nurwidayatun, asal Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, memulai usaha bakpianya dengan modal Rp500 ribu. Usaha tersebut dijalankan sejak tiga tahun yang lalu.

    Ide untuk membuat bakpia bermula dari Nurwidayatun. Dia mengatakan dapur menjadi tempat wajibnya sebagai ibu rumah tangga. Tak ingin sekadar sibuk dengan rutinitas keseharian, Nurwidayatun pun berpikir dan mencari cara bagaimana bisa menghasilkan cuan meski berada di rumah.

    “Saat itu saya berpikir, masa sih tangan ini tak punya keistimewaan yang bisa menghasilkan sesuatu, selain kerjaan di dapur,” kata Nurwidayatun, Selasa (12/12).

    Hingga akhirnya dipilihlah bakpia. Awalnya dia pernah mencicipinya kala berada di Yogyakarta. Tertarik dan menyukai rasanya, Nurwidayatun mencoba membuat sendiri bakpia secara otodidak untuk kemudian dijual di Kabupaten Paser, khususnya sekitar wilayah Desa Klempang Sari, Kecamatan Kuaro.

    Dalam membuat bakpia menyesuaikan rasa lidah masyarakat Kabupaten Paser yang multikultural. Antara lain ada suku Paser, Banjar, Bugis dan Jawa. Setiap bakpia yang dibuat pasutri itu selalu meminta masukan kepada konsumen atau warga yang mencicipinya.

    Bagaimana tekstur, bentuk hingga rasanya. Lantaran banyak masukan atau saran saat memperkenalkan bakpia buatannya, membuat Isyanto dan Nurwidayatun semakin semangat menciptakan bakpia sesuai lidah masyarakat Kabupaten Paser.

    “Alhamdulillah bakpia kita disukai masyarakat sini (Paser). Kami bukan tak menghargai produk bakpia yang di Jawa, ya di Jawa punya konsumen sendiri dan kami ciptakan konsumen sendiri,” tambah Isyanto.

    Awal mula merintis usahanya, Isyanto dan istrinya harus begadang hingga subuh hari kala membuat bakpia. Pasalnya, oven atau pemanggang yang digunakan saat itu berukuran kecil yang hanya bisa menghasilkan 27 pcs bakpia dalam sekali buat.

    Kemudian pagi harinya menitipkan ke warung-warung sekitar rumah yang berada di Jalan Garuda, Desa Klempang Sari Kecamatan Kuaro. Namun apa yang diharapkannya yakni produknya laris manis terjual kerap tak sesuai harapan, tak laku, tersisa hingga akhirnya merugi. Akhirnya pasutri itu mencoba peruntungan dengan menjual langsung di rumahnya.

    “Kami saat itu yakin bisa dan pasti ada pasarnya. Ternyata, Alhamdulillah ada rezekinya dari Allah SWT di situ (berjualan di rumah),” ujar Yanto, sapaan karibnya.

    Ia bersama sang istri yakin jika usahanya yang dinamai Bakpia Sari Berkah 99 akan semakin berkembang. Dikarenakan banyak disukai dan pembelinya terus bertambah, membuat Yanto semakin gigih untuk memproduksi bakpia dalam jumlah banyak. Adapun bakpia yang dijualnya yakni basah dan kering dengan berbagai varian rasa. Mulai kacang hijau, cokelat, ubi ungu, keju, cappuccino hingga durian.

    “Harganya Rp 35 ribu per box dengan isi 15 pcs bakpia. Untuk bakpia basah masa edarnya tujuh hari dan kering sampai dua bulan,” ucap yang juga Ketua Forum UMKM Kecamatan Kuaro.

    berita