Oleh Prabowo Subianto [diambil dari Buku 1 Kepemimpinan Militer: catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto
Impian kami semua rakyat Indonesia adalah memiliki pekerjaan yang layak, semua anak-anak bangsa kita bisa sekolah dan menuntut ilmu terbaik dengan lancar, semua kebutuhan pokok terpenuhi dengan harga-harga yang terjangkau, semua petani bisa tersenyum karena harga jual produk mereka bagus, semua buruh bisa tidur tenang karena menerima penghasilan yang cukup, semua guru tekun mencerdaskan bangsa dan hidupnya dijamin pemerintah, polisi, jaksa, prajurit berjuang dengan gaji yang layak dan keadaan hidup yang baik, semua pasien mendapatkan pelayanan yang terbaik di rumah sakit. Cita-cita Abadi kami adalah negara Indonesia merdeka yang kuat dan terhormat. Menjadi negara yang disegani karena rakyatnya hidup sejahtera, adil dan makmur, hidup tanpa penindasan, dan bahagia dari Sabang sampai Merauke. Negara Indonesia bernegara untuk kemajuan dan kemakmuran.
Keputusan saya untuk masuk ke dunia politik berangkat dari sebuah kesadaran. Kesadaran ini saya dapatkan dari mempelajari sejarah bangsa Indonesia dan bangsa lain, dari diskusi dengan ratusan pakar ekonomi, pelaku usaha, dan negarawan dari Indonesia dan mancanegara, juga dari pengalaman saya puluhan tahun mengabdi sebagai prajurit dan pengusaha.
Kesadaran pertama saya adalah bahwa sistem ekonomi dan politik yang dipilih oleh para Pendiri Bangsa kita, yaitu sistem ekonomi dan demokrasi Pancasila, sebenarnya adalah pilihan yang terbaik untuk membangun Indonesia dan mencapai cita-cita kemerdekaan kita. Sistem ekonomi yang sekarang dijalankan oleh negara tidak sesuai dengan apa yang digariskan dalam UUD 1945. UUD 1945 versi 18 Agustus 1945. Kesadaran ketiga saya adalah bahwa tidak mungkin saya bisa berhasil mengembalikan haluan ekonomi negara tanpa perjuangan politik. Oleh karena itu, pada tahun 2008 saya mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai GERINDRA.
Pada tahun 2012, saya mendapatkan mandat dari Partai GERINDRA untuk maju sebagai Calon Presiden Republik Indonesia di Pemilu 2014. Walaupun tidak dinyatakan sebagai pemenang, saya mendapatkan dukungan dari setidaknya 62 juta rakyat Indonesia yang ikut memilih. Pada tahun 2018, saya kembali mendapatkan mandat dari Partai GERINDRA untuk maju sebagai Calon Presiden Republik Indonesia di Pemilu 2019. Walaupun tidak dinyatakan sebagai pemenang, saya mendapatkan dukungan dari setidaknya 68 juta rakyat Indonesia yang ikut memilih. Partai GERINDRA, walaupun baru berdiri tahun 2008, juga mendapatkan suara terbanyak kedua di Pemilu Legislatif 2019. Oleh karena itu saya menulis buku ini. Saya ingin ada lebih banyak warga negara Indonesia yang mengetahui di mana Indonesia sebagai negara dan sebagai bangsa saat ini berada, dan bagaimana Indonesia kedepannya.
Saya percaya bahwa dukungan yang pernah saya dan Partai GERINDRA terima dalam Pemilihan Umum adalah karena visi, misi, dan program kerja yang saya tawarkan kepada segenap bangsa Indonesia. Karena gagasan yang saya sampaikan. Sebagai seorang pejuang politik, ini adalah kehormatan bagi saya untuk memperjuangkan Indonesia yang adil dan makmur, seperti yang dicita-citakan oleh Para Pendiri Bangsa kita. Cita-cita ini yang mendorong Para Pendiri Bangsa untuk berjuang mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
Deklarasi kemerdekaan Indonesia pada Agustus 1945 adalah jembatan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Namun, setelah 78 tahun merdeka, keadilan dan kemakmuran untuk seluruh rakyat Indonesia belum tercapai. Saya mengatakan demikian karena saya selalu memperhatikan angka-angka yang berkaitan dengan kondisi ekonomi dan politik kita. Saat ini, anggaran negara kita jauh dari ideal. Pendapatan pajak kita relatif terhadap kegiatan ekonomi atau rasio pajak kita sangat rendah, di bawah 10%. Selain anggaran yang terlalu sedikit untuk menjalankan semua yang perlu kita lakukan, secara ekonomi kita sudah sulit berdiri di atas kaki kita sendiri.
Terbatasnya APBN kita mengurangi kemampuan negara untuk membiayai program-program kesejahteraan rakyat. Pembangunan manusia haruslah menjadi prioritas utama bagi sebuah negara. Negara harus menjamin setiap warga negara memiliki pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan yang baik. Negara juga harus hadir untuk memastikan tersedianya kesempatan berwirausaha bagi setiap warga.
Kita perlu mengejar kemajuan infrastruktur negara. Kita juga perlu mengejar keberhasilan negara lain dalam menyejahterakan rakyat, dan dalam memperbaiki ketimpangan pendapatan. Kesejahteraan rakyat dan memperbaiki ketimpangan haruslah menjadi program kerja utama, yang diikuti dengan mengejar kemajuan infrastruktur.
Sebaik apapun niatnya, sebuah perjuangan politik tidak akan berhasil jika tidak dilakukan secara kolektif. Perjuangan kolektif dilakukan bersama dengan orang-orang yang memiliki tujuan yang sama jauh lebih baik. Karena itu saya memutuskan untuk bergabung di Kabinet Indonesia Maju bersama mantan pesaing saya di Pemilu 2019, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’aruf Amin. Presiden Jokowi kini memiliki kesamaan pandangan dengan saya, dan kita sama-sama bertekad untuk mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa.
Diperlukan pendidikan politik agar terwujud kesadaran bersama. Dengan kesadaran bersama, kita dapat turut serta dalam perjuangan besar mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia: Rakyat yang adil dan makmur.
Perjuangan kita untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bukanlah perjuangan yang mudah. Kita harus melawan neo-kolonialisme, melawan sistim kapitalisme global dan para pelaksananya. Kita harus melawan mereka yang ingin Indonesia selalu lemah, yang melemahkan pertanian, industri pengolahan, dan industri dasar kita.
Jika kita ingin tahu apakah pencapaian ekonomi kita selama 30 tahun terakhir sudah baik atau belum, kita harus membandingkannya dengan pencapaian ekonomi negara lain. Misalnya, kita bisa membandingkan dengan Tiongkok, dan Singapura. Aktivitas ekonomi Tiongkok hanya 3,6 kali lebih besar dari aktivitas ekonomi Indonesia pada tahun 1985, namun sekarang Tiongkok sudah 12,8 kali lebih besar dari Indonesia. Penyebab pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang begitu pesat adalah karena Tiongkok mengimplementasikan prinsip-prinsip state capitalism, atau kapitalisme negara.
Sebagai perbandingan, dalam mengelola produksi penting dan sumber daya alam, kita malah banyak menyerahkan kepada mekanisme pasar. Dalam sistim oligarki, perekonomian negara dikuasai oleh segelintir orang-orang super kaya. Mereka memiliki kekuasaan yang berlebih. Kekuasaan mereka menentukan kehidupan ekonomi dan politik Indonesia.
Kesimpulannya, kita harus membuat perubahan untuk mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa. Kita harus bekerja secara kolektif untuk mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur. Menjadikan program kesejahteraan dan memperbaiki ketimpangan sebagai prioritas utama.
Perjuangan ini tidak akan selesai hanya di masa pemerintahan ini, dan juga di masa pemerintahan berikutnya. Karena itu penting untuk menyadarkan sebanyak-banyaknya warga negara Indonesia akan tantangan bangsa dan negara kita. Diperlukan pendidikan politik guna terwujud kesadaran bersama. Hanya dengan kesadaran bersama, kita dapat turut serta dalam perjuangan besar dan perjuangan panjang mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia: Rakyat yang adil dan makmur.
Saudara-saudara sekalian, mari kita bekerja bersama-sama untuk mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur.