More
    HomeprabowoMakna Menjadi Seorang Prajurit - prabowo2024.net

    Makna Menjadi Seorang Prajurit – prabowo2024.net

    Oleh Prabowo Subianto [diambil dari Buku 2 Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto]

    Apa itu prajurit? Prajurit, dalam arti sempit adalah seseorang yang menjalani profesi sebagai anggota angkatan perang.

    Dalam bahasa Inggris, prajurit sering diterjemahkan sebagai ‘soldier’. Seorang warga negara yang menjalani profesi sebagai anggota sebuah organisasi yang tugas utamanya adalah melakukan perang untuk menegakkan kemerdekaan, kedaulatan, dan kepentingan sebuah bangsa dan rakyat.

    Dalam perkembangan sejarah manusia, pada awal munculnya manusia berperadaban, manusia berhimpun mencari keselamatan bersama. Awalnya berprofesi sebagai pemburu dan pengumpul makanan dari hutan, manusia kemudian berkumpul dalam organisasi sosial terkecil yaitu kampung. Kemudian kampung bergabung menjadi desa-desa, dan desa-desa kemudian bergabung menjadi daerah-daerah politik dan wilayah-wilayah politik seperti kota-kota dan kerajaan-kerajaan.

    Dengan demikian, sifat dan hakikat untuk bertahan hidup mengalami evolusi. Dari setiap laki-laki yang menjadi pengumpul makanan, pemburu makanan, dan pembela keluarga dan suku, semua menjadi ada yang spesialisasi pemburu dan menjadi pembela. Dengan rumitnya organisasi peradaban, akhirnya terjadi pembagian pekerjaan: Ada yang berburu, ada yang mengumpul, ada yang memproduksi pangan, ada yang menjadi organisator produsen, ada yang menjaga perairan, dan ada juga yang bertugas menjadi penjaga keamanan.

    Inilah awal dari timbulnya profesi prajurit.

    Dalam ribuan tahun sejarah manusia, nilai-nilai profesi tentara hampir tidak berubah. Seorang prajurit biasanya dipilih karena fisiknya yang kuat. Tidak mungkin membela sukunya, membela keluarganya, membela kotanya, membela kerajaannya, kalau dia tidak kuat fisik.

    Juga seorang prajurit harus pemberani, dan cerdas karena dalam membela suku, keluarga, dan kerajaannya, harus menguasai teknik-teknik keprajuritan, bela diri, dan perang.

    Semua teknik-teknik ini butuh kecerdasan, dan berkembang dari bertempur secara individu, bertempur secara gerombolan, menjadi bertempur dan berperang secara terorganisir dan menggunakan siasat, akal, dan segala kemampuan terutama kemampuan organisasi, kemampuan bergerak, kemampuan berinisiatif, dan kemampuan melakukan berbagai kombinasi antara organisasi, gerakan, dan kerja sama tim serta seni perang. Timbullah apa yang kita sebut sebagai strategi perang.

    Evolusi keprajuritan, dan evolusi peperangan memang sudah terjadi selama ribuan tahun. Namun nilai-nilai keprajuritan sesungguhnya tidak berubah. Yang saya katakan: Keberanian, semangat, ketekunan, kekuatan, kecerdasan, keunggulan psikologis dan kejiwaan. Semua ini sesungguhnya tidak berubah.

    Source link

    berita