Prabowo Subianto berbicara mengenai Khalifah Umar bin Khattab dalam bukunya yang berjudul “2 Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto”. Menurut Prabowo, sebuah pemimpin besar harus memiliki tiga hal: pemikiran yang cemerlang, fisik yang kuat, dan sikap yang teguh. Umar bin Khattab dianggap memiliki semua hal tersebut. Namun, yang paling membuatnya inspirasional adalah kemanusiaan yang ditunjukkan oleh Umar.
Umar bin Khattab lahir dan tumbuh di dataran dekat Mekah. Meskipun berasal dari latar belakang sederhana, kepemimpinan Umar sudah terlihat sejak usia dini. Dia memiliki fisik yang hebat, menguasai seni bela diri, gulat, dan menunggang kuda. Umar juga memiliki keahlian sebagai orator dan sering menjadi juru tengah dalam perselisihan antara suku-suku tetangga.
Umar, meskipun awalnya menolak Islam, menjadi pengikut Nabi Muhammad yang sangat setia setelah ia memeluk agama Islam pada usia 39 tahun. Di masa awal kaum Muslim dianiaya, Umar menggunakan kekuatan fisiknya untuk melindungi mereka yang berkeinginan memeluk agama Islam.
Umar dikenang sebagai arsitek kekhalifahan yang terbentuk setelah Nabi Muhammad meninggal pada tahun 632 M. Dia menjadi khalifah ketiga dan awalnya tidak terlalu populer di kalangan masyarakat yang lebih senior. Namun, dengan keterampilan pidatonya dan dukungan rakyat, Umar berhasil memenangi hati rakyat dan memperluas kekhalifahan secara eksponensial.
Umar juga dikenal sebagai seorang ahli hukum yang saleh dan adil, dan ia memulai proses kodifikasi hukum Islam. Dia juga menerapkan kode etik yang ketat untuk pejabat negara, serta pada dirinya sendiri. Khalifah Umar menolak untuk mempromosikan siapa pun yang terkait dengannya ke posisi otoritas, bahkan walau mereka memenuhi syarat.
Kesimpulannya, Khalifah Umar bin Khattab merupakan pemimpin besar yang memiliki pemikiran yang cerdas, fisik yang kuat, dan sikap yang teguh. Namun yang lebih penting, kemanusiaan yang ditunjukkan olehnya membuatnya inspirasional. Umar adalah seorang Khalifah yang menolak kekayaan duniawi dan menjadikan kebajikan sebagai cara hidupnya.