Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) telah mengumumkan bahwa Peraturan Presiden (Perpres) yang mengatur perlindungan anak dari game online akan segera diselesaikan. Hal ini sebagai respons terhadap meningkatnya tindak kriminalitas seperti kekerasan, pornografi, pelecehan seksual, dan perundungan yang dilakukan oleh anak-anak akibat pengaruh game online.
Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak KemenPPPA, Nahar, menyatakan bahwa game yang mengandung kekerasan memiliki dampak yang sangat buruk pada perkembangan mental dan perilaku anak dan remaja. Pemerintah akan terus mengawasi konten dan game online yang memiliki konten kekerasan, termasuk kemungkinan pemblokiran game seperti Free Fire.
Psikolog Stenny Prawitasari juga menjelaskan bahwa game yang mengandung kekerasan berisiko memengaruhi kesehatan mental dan emosional anak. Bermain game semacam itu secara berulang dapat membuat anak-anak kurang peka terhadap konsekuensi nyata dari tindakan kekerasan. Oleh karena itu, penting untuk mengawasi dan membatasi akses anak-anak terhadap game yang mengandung konten kekerasan.
