Perang antara Israel dan Palestina sejak Oktober 2023 terus berdampak besar terhadap warga sipil, terutama wanita dan anak-anak. Menurut laporan UN Women, setelah enam bulan perang di Gaza, sekitar 10.000 wanita Gaza tewas, termasuk 6.000 ibu yang meninggalkan 19.000 anak menjadi yatim piatu. UNICEF menyebut Gaza sebagai tempat paling berbahaya bagi anak-anak.
Wanita yang selamat dari serangan bom harus berjuang untuk mendapatkan makanan, air bersih, dan layanan kesehatan. Direktur Regional UN Women untuk Negara-negara Arab, Susanne Mikhail, menyatakan bahwa wanita Gaza membayar harga yang mahal dalam perang yang bukanlah buatan mereka.
UN Women juga menyoroti kekerasan seksual dan kejahatan gender selama perang, dengan 65 wanita diculik dari 250 orang yang dilaporkan. Wanita hamil di Gaza mengalami kesulitan dan risiko tinggi persalinan karena kurangnya tenaga kesehatan, infrastruktur kesehatan yang hancur, dan kurangnya obat dan peralatan kebersihan.
Operasi Caesar sering dilakukan tanpa anestesi karena akses air yang kurang untuk sterilisasi tangan. Situation remains dire for women and children in Gaza due to ongoing conflict.
