Menurut dokter spesialis anak I Gusti Ayu Trisna Windiani, tantrum pada anak dapat dipengaruhi oleh durasi penggunaan gawai. Penelitian terbaru di Indonesia menunjukkan bahwa 65,1 persen anak yang biasa main gawai lebih dari 20 menit setiap hari cenderung mengalami kenaikan risiko tantrum sebanyak 0,375 kali.
Penggunaan gawai yang terlalu lama dapat mengubah perilaku anak dan menyebabkan gangguan konsentrasi serta kerusakan di fungsi eksekutif di bagian pre frontal cortex otak. Tantrum sendiri merupakan ledakan perilaku yang mencerminkan respons disregulasi terhadap rasa frustrasi anak.
Selama tantrum, anak akan menunjukkan perilaku agresif akibat respons dari frustrasi dan kemarahannya. Meskipun tantrum adalah perkembangan normal pada anak, dapat menjadi abnormal jika tidak diatasi dengan baik.
Untuk menghadapi anak yang sedang tantrum, berikut empat cara sederhana yang bisa dilakukan:
1. Tetap tenang dan jangan ikut emosi anak.
2. Berikan perhatian dan dengarkan apa yang ingin disampaikan anak.
3. Bantu anak untuk mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata.
4. Berikan pemahaman dan batasi penggunaan gawai anak.
Melalui pendekatan yang sabar dan penuh pengertian, tantrum anak dapat diminimalisir dan membantu anak untuk belajar mengatur emosinya dengan lebih baik.
