Kekerasan emosional bisa terjadi dari siapa saja dalam kehidupan seseorang, termasuk dari orang tua tanpa disadari. Kekerasan ini dapat berupa perilaku atau sikap nonfisik yang dilakukan untuk mengendalikan, menundukkan, menghukum, atau mengisolasi orang lain melalui penggunaan penghinaan atau ketakutan.
Menurut pakar kekerasan pasangan intim Günnur Karakurt, Ph.D., LMFT, dan Kristin E. Silver, kekerasan emosional dapat berdampak pada kesejahteraan emosional dan psikologis korban, dan seringkali merupakan awalan dari kekerasan fisik.
Kekerasan emosional dapat berupa segala hal yang merendahkan, meremehkan, atau mengabaikan perasaan atau pengalaman orang lain. Hal ini dapat membuat korban merasa kurang, malu, tidak mampu, dan tidak berharga.
Tanda-tanda kekerasan emosional pada anak seringkali diabaikan oleh orang tua. Salah satunya adalah sikap mengabaikan anak, yang membuat anak merasa bahwa orang tua mereka tidak peduli dengan mereka, baik itu kebutuhan emosional, fisik, maupun hanya dengan cara mengabaikan anak tanpa alasan yang jelas.