Menurut psikolog anak, remaja, dan keluarga Jovita Maria Ferliana, M.Psi, perselingkuhan bisa terjadi karena beberapa faktor. Perselingkuhan dibagi menjadi dua jenis kondisi keluarga, yaitu keluarga yang bermasalah dan keluarga yang sebenarnya bahagia. Pelaku perselingkuhan bisa berasal dari pihak suami maupun istri.
Dalam kasus keluarga bermasalah, faktor-faktor seperti menghindari konflik, komitmen lemah, gangguan kepribadian, dan pengalaman di masa lalu dapat menyebabkan salah satu pasangan melakukan perselingkuhan.
Sementara itu, dalam kasus perselingkuhan di keluarga yang sebenarnya bahagia, faktor-faktor seperti cinta lokasi, kepribadian yang suka tantangan, dan pengaruh sosial media tertentu juga dapat menyebabkan perselingkuhan terjadi. Perselingkuhan akibat cinta lokasi terjadi ketika sering terjadi pertemuan dengan orang lain di luar pasangan, yang kemudian dapat mengarah ke interaksi intens dan bahkan menjadi teman curhat yang memicu orang untuk berselingkuh.