Sementara itu, banyak yang menyebut Marquez memiliki peluang lebih besar ketimbang Martin. Reputasi sebagai juara dunia delapan kali merupakan penyebabnya. Berbekal status tersebut, kehadiran Marquez dipercaya bakal membawa banyak sponsor yang otomatis menguntungkan Ducati.
Terlepas potensi menambahnya pemasukan, status sponsor ternyata juga jadi salah satu alasan mengapa Marquez dan Ducati urung bersatu. Pasalnya, kedua kubu memiliki dukungan dari pihak yang berseteru.
Marquez punya ikatan panjang dengan minuman energi Red Bull, sementara Ducati memiliki perjanjian bersama Monster.
Selain itu, kedua kubu juga memiliki sponsor yang bersaing di bisnis serupa. Marquez jadi duta Samsung, Allianz, Oakley, dan Estrella Galicia, sementara Ducati didukung Lenovo, Unipol, Carrera, dan Contadi Castaldi.
Dalam situasi ini, Marquez kemungkinan harus memutus dukungan finansial agar dapat naik ke tim pabrikan Ducati. Dia sudah menunjukkan langkah itu bukanlah opsi sulit.
Marquez mengakhiri kontrak bernilai tinggi demi berlabuh di tim satelit Ducati, Gresini Racing, pada musim ini.
“Dalam hidup, kadang kita harus mengambil keputusan yang tidak kita suka atau tidak mau. Di sini saya ingin menang. Demi mencapainya, saya mesti mempertimbangkan opsi-opsi terbaik,” ungkapnya.