Liputan6.com, Jakarta – Sebagian ibu yang mengalami skoliosis kerap merasa khawatir ketika menghadapi proses kehamilan.
Tak jarang wanita skoliosis mempertanyakan soal pengaruh kehamilan pada kondisi tulang belakangnya. Pertanyaan lainnya seputar cara melahirkan, apakah bisa normal atau harus operasi caesar. Kekhawatiran juga tak lepas dari dampak skoliosis pada keturunan.
Menurut dokter spesialis ortopedi konsultan tulang belakang Eka Hospital BSD, Phedy, skoliosis adalah kondisi di mana tulang belakang melengkung ke samping. Biasanya berbentuk huruf C atau S.
Skoliosis lebih rentan terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Bagi sebagian besar perempuan yang mengidap skoliosis, hal ini membuat mereka khawatir saat menghadapi kehamilan.
“Kabar baiknya skoliosis tidaklah berpengaruh negatif pada kondisi kehamilan dan janin Anda. Meski begitu, ada beberapa hal perlu Anda perhatikan selama kehamilan untuk menghindari rasa tidak nyaman,” kata Phedy dalam keterangan pers, Senin (3/6/2024).
“Apakah skoliosis pada ibu hamil tambah parah setelah kehamilan? Jawabannya sama sekali tidak,” tambah Phedy.
Dalam sebuah penelitian pada tahun 2011 berjudul Does pregnancy increase curve progression in women with scoliosis treated without surgery? ditemukan bahwa kehamilan berkali-kali tidak akan memperparah lengkungan skoliosis.
“Jadi Anda tak perlu khawatir skoliosis Anda semakin parah saat hamil ataupun setelah melahirkan.”