Peningkatan jumlah perjalanan adalah salah satu alasan lonjakan COVID-19 di musim panas, kata Carlos.
Banyak orang yang kembali dari liburan atau perjalanan ke Eropa tahun ini tiba di rumah dengan gejala COVID, termasuk Carlos yang baru kembali dari pertemuan bisnis di Lebanon.
Gejala-gejalanya seringkali hanya berlangsung sebentar yakni hanya beberapa hari.
Lonjakan ini juga dikaitkan dengan perubahan perilaku, kata Krutika Kuppalli, MD, spesialis penyakit menular dan juru bicara Infectious Diseases Society of America.
“Tiga atau empat tahun lalu, orang-orang menggunakan masker dan berhati-hati. Banyak orang tidak melakukan hal itu lagi,” katanya.
“Orang-orang pada dasarnya telah kembali ke kehidupan normal mereka.”
Evolusi virus yang berkelanjutan juga menyebabkan lonjakan tersebut, dengan varian baru Omicron yang kini beredar.
“Kami tidak melihatnya sebagai penyakit yang parah, namun orang-orang masih saja tertular,” kata Kuppalli.
Kekebalan tubuh menurun seiring berjalannya waktu, bahkan pada mereka yang terus mengikuti vaksinasi sesuai anjuran. Vaksin-vaksin ini bagus dalam mencegah penyakit parah, meski awalnya tidak begitu bagus dalam mencegah infeksi, kata Carlos.
Ditambah, Protokol IOC yang ketat dari Olimpiade sebelumnya tidak diterapkan di Paris.
“Kami memiliki protokol bahwa setiap atlet yang dites positif harus memakai masker, dan kami mengingatkan semua orang untuk mengikuti praktik terbaik, tetapi dalam hal pemantauan COVID, kasus cukup rendah di Perancis,” kata kepala direktur komunikasi Paris 2024, Anne Descamps.