More
    HomeKesehatanMakan Telur, Cara Sederhana Cegah Penurunan Fungsi Kognitif pada Usia Lanjut

    Makan Telur, Cara Sederhana Cegah Penurunan Fungsi Kognitif pada Usia Lanjut

    Liputan6.com, Jakarta – Sebuah studi baru-baru ini menawarkan solusi sederhana guna mencegah penurunan kognitif pada usia lanjut. Cara sederhana yang dimaksud yakni dengan makan telur.

    Penelitian yang baru-baru ini dipublikasikan dalam jurnal Nutrients menemukan hubungan antara mengonsumsi telur dengan memori semantik dan fungsi eksekutif yang lebih baik pada wanita.

    “Literatur sebelumnya mengenai hubungan kadar kolesterol makanan dengan fungsi kognitif tidak konsisten dengan beberapa penelitian yang menunjukkan efek negatif, penelitian lain menunjukkan efek positif, dan penelitian lainnya tidak menunjukkan efek apa pun,” jelas Donna Kritz-Silverstein, PhD, peneliti utama studi tersebut dan profesor di Sekolah Kesehatan Masyarakat dan Departemen Kedokteran Keluarga di Universitas California San Diego pada Health.

    Ketidakkonsistenan ini membuka jalan bagi kelompok studi meneliti apakah makan telur memberi efek pada kinerja kognitif. “Memeriksa apakah konsumsi telur berhubungan dengan perubahan kinerja kognitif selama empat tahun pada sampel besar pria dan wanita lanjut usia yang tinggal di komunitas,” katanya.

    Lebih Banyak Makan Telur, Kesehatan Kognitif Lebih Baik

    Untuk menguji pengaruh telur terhadap fungsi kognitif, para peneliti mengambil data dari 890 orang dewasa (357 laki-laki dan 533 perempuan) yang berpartisipasi dalam Studi Rancho Bernardo, sebuah studi kohort observasional berbasis komunitas jangka panjang. Semua peserta berusia di atas 55 tahun, dan usia rata-rata adalah antara 70 dan 72 tahun.

    Asupan telur peserta dinilai antara tahun 1988 dan 1991 melalui kuesioner frekuensi makanan. Para peneliti juga memberikan tes kinerja peserta antara tahun-tahun tersebut untuk memeriksa fungsi kognitif global, seperti bahasa, orientasi, perhatian, ingatan, fungsi eksekutif, fleksibilitas mental, dan pelacakan visuomotor. Keterampilan tersebut dinilai kembali antara tahun 1992 dan 1996, dengan rata-rata waktu antar kunjungan adalah sekitar empat tahun. 

     

     

    Source link

    berita