Seperti yang telah disampaikan oleh Teguh sebelumnya, edukasi mengenai kontrasepsi pria, khususnya vasektomi, masih menghadapi sejumlah tantangan akibat pandangan yang keliru tentang manfaatnya.
Banyak yang beranggapan bahwa jika pria ikut program KB, mereka akan mengalami masalah ereksi, padahal kenyataannya organ pria tetap bisa berfungsi normal. Ada juga kekhawatiran bahwa pria yang sudah menjalani vasektomi akan bebas beraktivitas seksual tanpa risiko kehamilan, sementara istri mereka justru bisa merasa cemas.
Di tengah isu ini, beredar informasi bahwa pria yang bersedia menjalani vasektomi akan mendapatkan kompensasi setelah tindakan tersebut.
“Ya, itu adalah bentuk jaminan hidup. Pemerintah memang menyiapkannya,” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa ini adalah bentuk dukungan karena setelah menjalani vasektomi, pria disarankan untuk beristirahat selama sekitar tiga hari dan tidak bisa bekerja.
“Selama periode itu, mereka tidak dapat melakukan aktivitas apa pun, jadi ada kompensasi yang disediakan. Dana ini berasal dari alokasi khusus yang diterima oleh kabupaten dan kota. Mengingat target vasektomi yang terbatas dan tingginya minat masyarakat, ada kemungkinan tidak semua peserta akan mendapatkan bagian,” tambahnya.