Profesional Keuangan serta Praktisi Investasi dan Gaya Hidup Sehat, Adrian Maulana, menekankan pentingnya perusahaan memiliki program kesehatan untuk karyawan.
Menurut Adrian manfaat dari program semacam ini sangat signifikan, baik untuk karyawan maupun perusahaan, di antaranya:
1. Mengurangi Absensi Karyawan
Adrian, mengatakan, penyakit seperti demam berdarah dengue (DBD) dapat memaksa karyawan untuk beristirahat selama lebih dari lima hari, bahkan berminggu-minggu. Dengan adanya program kesehatan, potensi absensi dapat ditekan, sehingga produktivitas karyawan tetap terjaga atau bahkan meningkat.
2. Cegah Kehilangan Talenta Berbakat
Meskipun kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan semakin tinggi, tapi data yang ada justru menunjukkan hal yang berbeda. Dulu, kata Adrian, kasus-kasus terkait DBD masih berkisar sekitar 100 ribu, tapi sekarang sudah mencapai 193 ribu. Bahkan, potensi kematian akibat hal ini juga semakin besar.
“Bayangkan jika hal tersebut terjadi pada talenta-talenta terbaik perusahaan kita. Ini jelas menjadi sebuah peringatan yang harus kita perhatikan dengan serius,” kata Adrian kepada Health Liputan6.com di kesempatan yang sama.
Kematian adalah takdir yang pasti. Namun, yang membedakan adalah kapan dan dalam keadaan apa kita berpulang. “Harapan kita adalah agar kita berpulang dalam keadaan yang baik dan optimal,” tambahnya.
3. Efisiensi Operasional
Adrian menggarisbawahi pentingnya efisiensi operasional melalui langkah preventif, khususnya dalam pengelolaan biaya kesehatan karyawan. Dia memberi contoh biaya pengobatan untuk seorang karyawan yang terkena DBD.
“Jika kita bicara soal biaya rumah sakit, misalnya untuk kamar VIP atau kelas 1, biaya per malamnya sudah di atas 1,5 hingga 2 juta rupiah,” ujarnya.
Bila karyawan tersebut harus dirawat selama lima hingga tujuh hari, total biaya yang harus dikeluarkan bisa lebih dari 10 juta rupiah. “Belum lagi biaya dokter, obat-obatan, dan berbagai biaya lainnya,” tambahnya.
Total biaya pengobatan bisa mencapai Rp15 hingga Rp20 juta, bahkan dalam beberapa kasus bisa mencapai Rp50 juta rupiah, tergantung pada kondisi pasien.
Jika perusahaan memiliki seribu karyawan dan 10 persen di antaranya terkena DBD, biaya pengobatan bisa mencapai miliaran rupiah. “Oleh karena itu, tindakan preventif jauh lebih bijaksana daripada menanggung biaya pengobatan yang sangat besar,” pungkasnya.