Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Partai Persatuan Demokrasi Indonesia (PDIP) ke-52 kali ini disambut dengan perbedaan yang signifikan, menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno. Adi mengamati bahwa acara perayaan ini diselenggarakan secara sederhana dan tanpa kehadiran Presiden Joko Widodo. Tema HUT kali ini, ‘Satyam Eva Jayate,’ dan sub tema ‘Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam,’ menggambarkan keinginan PDIP untuk terus menunjukkan perjuangan politiknya serta melakukan evaluasi terhadap kinerja politik mereka, termasuk hasil Pilpres dan Pilkada 2024.
Adi juga melihat bahwa PDIP akan menghadapi tantangan besar di tahun 2025, khususnya terkait konsolidasi internal dan regenerasi kepemimpinan. Dinamika politik internal PDIP terlihat terbelah, di mana terdapat dua barisan politik yang berbeda pendapat. Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, juga menilai bahwa PDIP dihadapkan pada situasi yang berbeda dalam perayaan HUT ke-52. Tekanan eksternal semakin kuat, termasuk seruan agar Megawati Soekarnoputri mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Umum PDIP.
PDIP harus menghadapi dua tantangan utama di tahun 2025, yaitu membangun pertahanan yang kuat untuk melawan serangan dari pihak eksternal dan melakukan regenerasi kepemimpinan saat menggelar kongres. Konsolidasi internal dianggap penting untuk mencegah gangguan dari luar, sementara regenerasi kepemimpinan perlu menggabungkan trah Soekarno dan non-trah Soekarno untuk menjamin kelancaran proses tersebut.