Dalam dunia olahraga, konsep lex sportiva menyatakan bahwa olahraga memiliki hukum yang otonom, independen, dan universal. Oleh karena itu, federasi olahraga memiliki wewenang untuk membuat dan menegakkan aturan mereka sendiri tanpa campur tangan. Penegakan disiplin dalam sepakbola merupakan bukti kedaulatan olahraga. Tujuan Kode Disiplin PSSI adalah untuk mengatur pelanggaran disiplin, memberlakukan sanksi, dan menyelenggarakan persidangan.
Namun, saat ini fungsi penegakan disiplin oleh Komisi Disiplin PSSI terlihat kurang efektif. Meskipun tersangka match fixing telah diumumkan, proses persidangan belum berjalan. Ketika PN Sleman memberikan hukuman pada tersangka match fixing, Komdis PSSI masih belum bertindak. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai independensi Komdis PSSI sesuai dengan Pasal 86 kode disiplin PSSI.
Kritik terhadap Komdis PSSI bukanlah untuk menyalahkan, namun lebih pada dorongan agar penegakan disiplin berjalan efektif. Publik memberikan waktu yang cukup bagi Komdis untuk menyelesaikan kasus pungli wasit, namun reaksi berlebihan dan dampak negatif terhadap pembahasan penegakan disiplin juga harus diperhatikan. Diharapkan agar Komdis PSSI dapat menjalankan tugasnya secara independen dan efisien untuk menegakkan aturan dalam sepakbola.
