More
    HomeKesehatanStres dan Kondisi Mental Pengaruhi Keparahan Eksim, Kok Bisa?

    Stres dan Kondisi Mental Pengaruhi Keparahan Eksim, Kok Bisa?

    Liputan6.com, Jakarta – Stres dan kondisi mental ternyata memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keparahan eksim dan seberapa sering kondisi ini kambuh. Eksim adalah masalah kulit yang dapat menyebabkan rasa gatal, kemerahan, dan peradangan. Namun, banyak orang tidak menyadari bahwa kesehatan mental juga berperan penting dalam pengelolaan eksim. Ketika seseorang mengalami stres, gangguan suasana hati, atau kecemasan, reaksi inflamasi dalam tubuh dapat meningkat, yang pada gilirannya memperburuk gejala eksim.

    Respons alami “lawan atau lari” (fight or flight) dipicu oleh lonjakan hormone, termasuk kortisol atau hormon stres. Banjir kortisol ini akan mencapai dan memengaruhi kulit, serta hampir setiap organ dalam tubuh.

    Stres juga menyebabkan tubuh melepas histamin, zat kimia dalam sistem kekebalan tubuh yang umumnya berkaitan dengan reaksi alergi. Rasa gatal yang ditimbulkan oleh histamin ini dapat memicu eksim.

    Selain itu, peningkatan produksi immunoglobulin E (IgE) sebagai respons atas stres bisa memperparah rasa gatal, seperti dilansir Cleveland Clinic.

    Kulit berfungsi sebagai garis pertahanan antara tubuh bagian dalam dan bakteri serta kuman di dunia luar. Penghalang epidermis ini memiliki mikrobioma kompleks dengan minyak dan kelembapan yang menjaga kulit tetap sehat.

    Stres dapat mengacaukan mikrobioma dan keseimbangannya yang rapuh. Ingat kortisol yang mengalir deras melalui sistem yang dipenuhi stres? Hormon itu mengubah produksi minyak kulit dengan cara yang dapat membuat kulit Anda marah dan teriritasi.

    Dalam penelitian terbaru, ditemukan bahwa semakin tinggi tingkat stres seseorang, semakin buruk kondisi eksim yang mereka alami. Ini menciptakan siklus negatif di mana gejala eksim yang parah dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang, yang selanjutnya memperburuk eksim itu sendiri. 

    “Stres memicu serangkaian reaksi yang dapat menjalar ke kulit kita,” kata dermatolog Dr. Gowri Kabbur.

    “Jadi, ketika kita stres secara internal, stres tersebut dapat muncul di kulit kita secara eksternal sebagai eksim. Itu adalah tanda nyata dari respons stres tubuh Anda.”

    Source link

    berita