Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan jamaah haji Indonesia kini mendapatkan akses eksklusif ke rumah sakit di Arab Saudi. Sehingga birokrasi rujukan yang dinilai terlalu panjang bisa dipangkas.
Dengan akses ini, jemaah haji Indonesia yang sakit bisa mendapatkan penanganan medis bisa dilakukan lebih cepat.
“Sekarang jumlah tenaga yang kita taruh di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) bisa menurun, karena jamaah haji Indonesia mendapatkan akses yang lebih baik dan eksklusif ke RS-RS Saudi, sehingga enggak usah ditunda terlalu lama di KKHI,” kata Menkes Budi pada Jumat, 2 Mei 2025 mengutip Antara.
Budi menjelaskan bahwa pada 2023 tercatat 773 jemaah haji asal Indonesia meninggal dunia. Namun, jumlah tersebut berhasil ditekan menjadi 461 pada 2024, berkat pengetatan dan perbaikan proses cek kesehatan sejak dini.
“Penurunan ini disebabkan karena ada perubahan cek kesehatannya, proses dilakukan lebih awal, ada pengetatan cek kesehatan, dan proses pendampingannya,” ujar Budi.
Bila angka kematian jemaah haji tinggi, hal tersebut bisa berdampak negatif terhadap syarat-syarat ibadah haji Indonesia di masa depan. Termasuk beban biaya yang harus ditanggung jamaah.
“Kalau kita tidak bisa benar-benar menjaga status kesehatan, kesakitan, dan kematian masyarakat Indonesia, akan berdampak negatif ke jemaah haji berikutnya, termasuk harga premi asuransi yang harus dibayar oleh jemaah haji Indonesia berikutnya juga terdampak,” katanya.
Â
Â