Liputan6.com, Jakarta Bagi anak-anak, tidur bukan sekadar memejamkan mata atau waktu istirahat setelah seharian bermain atau belajar. Tidur merupakan aktivitas biologis penting yang justru memiliki peran besar dalam menyokong tumbuh kembang mereka, baik dari sisi fisik, perkembangan otak, hingga kestabilan emosi.
Sayangnya, banyak orang tua yang masih menganggap tidur sebagai rutinitas biasa, bukan kebutuhan mendasar seperti halnya asupan gizi atau stimulasi belajar. Padahal, kualitas dan durasi tidur yang cukup pada anak sangat menentukan masa depan mereka.
Dokter spesialis anak Yuni Astria mengungkapkan saat anak tidur terutama ketika memasuki fase deep sleep, tubuh anak memproduksi hormon pertumbuhan (growth hormone) dalam jumlah besar. Growth hormone ini penting atau berperan untuk perkembangan tulang, otot, dan sejumlah organ yang mempengaruhi metabolisme tubuh.
“Di saat yang sama, otak memproses dan menyimpan informasi, memperkuat daya ingat, serta membentuk kemampuan belajar dan regulasi emosi,” jelas Yuni.
Kurang Tidur Rentan Bikin Anak Tidak Perhatian
Yuni juga mengungkapkan kalau anak kurang tidur hal tersebut bisa memengaruhi kemampuan anak dalam atensi atau perhatian. Atensi adalah cara seseorang secara aktif memproses informasi.
Lalu, anak yang kurang tidur juga rentan alami kecemasan, bahkan kejadian obesitas dan hipertensi di kemudian hari.