Lebih lanjut, dr. Zicky Yombana, yang juga merupakan penyintas Myasthenia Gravis (MG), mengingatkan pentingnya untuk tidak menunda konsultasi medis saat mengalami gejala yang mencurigakan.Â
“Di era digital seperti sekarang, banyak orang yang terjebak dalam Jebakan Dokter Google. Mereka mencoba mendiagnosis diri sendiri dan akhirnya menunda konsultasi medis yang sebenarnya sangat krusial,” ujar dr. Zicky.Â
Dia, menegaskan, jika seseorang mengalami kelemahan otot yang datang dan pergi secara tidak menentu, segera periksakan diri ke dokter spesialis saraf.Â
“Itulah kunci untuk mencegah komplikasi berbahaya seperti krisis miastenik, dan memungkinkan pasien untuk kembali hidup secara produktif,” tambahnya.Â
Risiko Myasthenia Gravis tidak bisa dianggap enteng. Berdasarkan data yang dipublikasikan dalam Frontiers in Neurology (Khateb & Shelly, 2025), tingkat kematian pada pasien MG mencapai 14 persen dalam 5 tahun dan 21 persen dalam 10 tahun setelah gejala pertama muncul.Â
“Krisis miastenik, yaitu kondisi kelemahan otot pernapasan yang parah, menjadi salah satu penyebab utama kematian pada pasien MG,” jelas dr. Zicky.Â