Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menegaskan bahwa peluncuran 800.081 Koperasi Desa Merah Putih bukan sekadar untuk memperkuat kemandirian ekonomi rakyat, tetapi juga sebagai langkah konkret untuk memotong rantai tengkulak dan rentenir yang selama ini merugikan petani di desa-desa. Prabowo menyampaikan hal itu saat meresmikan program Koperasi Desa Merah Putih di Desa Bentangan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Sejak tahun 2004, Prabowo telah memperhatikan permasalahan klasik yang dihadapi para petani, seperti kurangnya truk dan fasilitas penyimpanan setelah panen yang mengakibatkan hasil pertanian terbuang sia-sia.
Selain itu, Presiden juga mengungkapkan bahwa persoalan distribusi dan penyediaan pupuk bersubsidi yang rumit juga menjadi sorotan. Petani seringkali kesulitan mendapatkan pupuk karena birokrasi yang rumit dan aturan distribusi yang mempersulit mereka. Tidak hanya itu, mereka juga kerap dirugikan oleh tengkulak yang mempermainkan harga hasil panen, sementara kebutuhan keluarga yang mendesak membuat mereka terpaksa meminjam uang dengan bunga yang tinggi dari rentenir.
Melihat situasi ini, Prabowo menegaskan bahwa Koperasi Desa Merah Putih adalah langkah penting untuk memutus rantai masalah yang sudah berlangsung lama. Prabowo berpendapat bahwa dengan pembentukan koperasi, petani dapat dibeli dengan harga yang adil sehingga mereka tidak lagi menjadi korban praktik tengkulak dan rentenir. Langkah ini diharapkan dapat memotong siklus masalah yang telah terjadi selama bertahun-tahun dan membawa perubahan positif bagi petani di Indonesia.