Warga Desa Cidahu telah lama khawatir akan dampak dari pembalakan liar yang terjadi selama dua tahun terakhir di Blok Cangkuang. Akibat penebangan masif pohon-pohon berharga seperti Manggong, Damar, Jengjeng, Pasah, Saninten, dan Puspa, sekitar separuh dari 70 hektare hutan menjadi gundul. Hal ini menyebabkan penurunan drastis debit air bersih dan memperburuk kualitas air di daerah tersebut. Rohadi (75), seorang tokoh masyarakat setempat, mengungkapkan bahwa air yang dulu jernih kini menjadi keruh, bahkan saat hujan ringan. Kolam-kolam penampungan yang biasanya penuh, kini hanya terisi setengahnya.
Puncak dari kerusakan tersebut adalah banjir bandang yang terjadi pada Oktober 2022 di Pondokaso. Banjir ini disebabkan oleh meluapnya Sungai Cibojong yang membawa lumpur dan ranting, merusak permukiman warga di sekitar. Dengan kondisi ini, harapan warga adalah agar pemerintah pusat dan daerah segera bertindak untuk menangani kerusakan yang terjadi di Gunung Salak. Menyadur dari kontributor Fira Syahrin/Sukabumi.