HomeKesehatanBPOM Telusuri Temuan Etilen Oksida pada Mi Instan Asal Indonesia di Taiwan

BPOM Telusuri Temuan Etilen Oksida pada Mi Instan Asal Indonesia di Taiwan

Lebih lanjut Zullies mengungkapkan bahwa etilen oksida bukanlah senyawa yang boleh ditambahkan dalam produk makanan. Namun, etilen oksida dapat dijumpai sebagai residu atau bahan tersisa dalam jumlah kecil.

“Terutama jika proses desinfeksi yang dilakukan pada ruangan penyimpanan atau pembuatan produk menggunakan gas etilen oksida. Dengan demikian, paparan melalui residu makanan sebenarnya sangat kecil sekali, apalagi EtO merupakan gas yang mudah menguap,” kata Zullies.

Di sisi lain, orang bisa terpapar etilen oksida karena beberapa hal, menurut Zullies. Seperti saat seseorang bekerja di pabrik yang menggunakan etilen oksida untuk membuat senyawa pelarut, antibeku, tekstil, deterjen, perekat, atau busa poliuretan.

“Atau pekerja pabrik di industri kimia yang membuat etilen oksida, atau pekerja pertanian yang menggunakan EtO untuk mengendalikan serangga di tempat penyimpanan bahan hasil pertanian, atau juga petugas sterilisasi di rumah sakit yang menggunakan gas EtO sebagai agen pensterilisasi,” dia menambahkan.

Zullies mengatakan bahwa EtO pada mi instan mudah hilang setelah proses masak. 

“Untuk masyarakat sendiri, jangan terlalu khawatir terkait isu ini. Lah, EtO dalam mi instan itu kalau sudah dimasak juga sudah menguap,” ujar Zullies.

“Karena ia (etilen oksida) adalah gas mudah menguap. Jumlahnya pun sangat kecil untuk sampai terhirup dan menimbulkan efek berbahaya,” sambungnya.

Sebagai bentuk antisipasi, memasak mi instan juga tidak perlu dihirup. Cukup ditelan saja jika memang khawatir akan terpapar oleh etilen oksida yang menguap.

“Ya, buat jaga-jaga, kalau masak mi instan gak usah dihirup-hirup ya. Ditelan saja,” kata Zullies.

 

Source link

berita