:strip_icc()/kly-media-production/medias/5398701/original/040566900_1761894418-mikroplastik_hujan.jpg)
Liputan6.com, Jakarta Hasil penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap bahwa air hujan di Jakarta mengandung partikel mikroplastik.
Peneliti BRIN Muhammad Reza Cordova mengungkapkan penelitian yang dilakukan sejak 2022 menunjukkan adanya mikroplastik dalam setiap sampel air hujan di ibu kota, yang terbentuk dari degradasi limbah plastik melayang di udara akibat aktivitas manusia.
“Mikroplastik ini berasal dari serat sintetis pakaian, debu kendaraan dan ban, sisa pembakaran sampah plastik, serta degradasi plastik di ruang terbuka,” kata Reza melalui keterangan tertulis, melansir Antara, Jumat 17 Oktober 2025.
Terkait adanya mikroplastik pada air hujan di Jakarta, dermatolog Arini Astasari Widodo membagikan empat tips melindungi kulit dari paparan mikroplastik. Keempat cara itu adalah:
Jaga Skin Barrier
Langkah pertama adalah menjaga integritas sawar kulit (skin barrier), karena kulit yang sehat merupakan pertahanan terbaik.
“Gunakan sabun lembut tanpa SLS (Sodium Lauryl Sulfate), rutin memakai pelembap dengan kandungan ceramide atau niacinamide, dan hindari sabun antiseptik keras yang dapat merusak lapisan pelindung alami kulit,” kata Kepala Departemen Dermatologi Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA), Jakarta Barat dalam keterangan tertulis, dikutip pada Minggu (2/11/2025).
Rutin Bersihkan Kulit
Kedua, biasakan membersihkan kulit setelah terpapar hujan atau debu kota, karena mikroplastik dapat menempel pada keringat dan minyak kulit. Mencuci wajah dan tubuh dengan air bersih serta sabun ringan dapat membantu mengurangi akumulasi partikel tersebut.
Gunakan Pakaian Pelindung dan Tabir Surya
Ketiga, gunakan pakaian pelindung dan sunscreen (tabir surya) saat aktivitas luar ruangan. Sunscreen tidak hanya mencegah efek UV, tetapi juga berfungsi sebagai lapisan tambahan yang mengurangi kontak langsung partikel dengan kulit.
Kurangi Penggunaan Plastik
Selain itu, di tingkat masyarakat luas, penting untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan mendukung kebijakan pengelolaan limbah plastik, karena akar masalah hujan mikroplastik berasal dari polusi plastik yang terus meningkat di lingkungan.

