More
    HomeBeritaPanas Dingin PBNU-PKB, Ulama Ponpes Buntet Sarankan Saling Intropeksi

    Panas Dingin PBNU-PKB, Ulama Ponpes Buntet Sarankan Saling Intropeksi

    Liputan6.com, Jakarta – Panas dingin hubungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) membuat kalangan ulama Nahdlatul Ulama (NU) bertanya-tanya. Salah satunya adalah KH Faris Fuad Hasyim, pengasuh Pondok Pesantren Buntet, Cirebon.

    Ulama yang akrab disapa Gus Faris ini mengatakan, sejatinya PBNU dan PKB memiliki tugasnya sendiri-sendiri sehingga tidak boleh saling bersitegang. Cucu dari KH Abbas Buntet ini menceritakan sejarah lahirnya PKB oleh para kiai NU.

    “Dalam sejarahnya, kiai-kiai NU mendirikan PKB punya alasan bahwa kekuatan agama dan kekuatan politik itu kembar. Kekuatan agama itu pondasinya sedangkan kekuatan politik sebagai penjaga,” ujar Gus Faris seperti ddikutip Selasa (13/8/2024).

    Menurutnya, NU ibarat rumah besar keagamaan yang kokoh dengan pondasi yang kuat. Namun, sebelum lahirnya PKB, NU tidak memiliki penjaga di ranah politik. Dia menganalogikan, bila tidak ada penjaga maka barangnya NU bisa dicuri orang lain. Maka kiai-kiai NU berfikir perlu membuat penjaga yaitu kekuatan politik, maka lahirlah PKB.

    “Kekuatan agama sebagai pondasi sementara kekuatan politik sebagai penjaga. Jangan sampai berebut. NU jangan sampai dijadikan penjaga, bisa rusak. Begitu pula PKB, jangan sampai menjadi jamiyah, ini bisa rusak karena PKB kekuatan politik,” saran Gus Faris.

    Maka dari itu Gus Faris prihatin, panas-dingin yang saat ini terjadi antara PBNU dan PKB. Dia melihat, hari ini terlihat NU ingin memjadi PKB, sehingga berpotensi berantakan.

    “Tidak pas dengan apa yang dicita-citakan muasis PKB yang notabenya adalah para ulama NU,” yakin dia.

    Source link

    berita