More
    HomeOtomotifKelebihan dan Kelemahan Mercedes-Benz E-Class W124 Aka Boxer, Sedan Jadul yang Lagi...

    Kelebihan dan Kelemahan Mercedes-Benz E-Class W124 Aka Boxer, Sedan Jadul yang Lagi ‘Digoreng’

    mercedes-benz w124

    Mercedes-Benz E-Class berkode W124 adalah spesies Motuba (Mobil Tua Bangka) yang saat ini masih begitu tinggi peminatnya. Bukan hanya dikalangan pecinta garis keras pabrikan berlogo Bintang ini saja, namun mereka yang kerap mau mencicipi punya mobil dari brand Eropa juga biasanya menyasar ke Mercedes W124.

    Tak heran kalau harga jual Mercedes-Benz E-Class W124 ini begitu bertahan. Bahkan kalau kondisinya sangat istimewa dengan sejumlah part original bawaan tuner tertentu yang masih dalam kondisi apik, harganya bisa setara LMPV bekas kondisi tahun muda.

    Padahal kalau melihat akta kelahirannya, Mercedes-Benz E-Class W124 ini merupakan penerus dari Mercy Tiger yang debut di 1984. Namun Pabrikan Jerman itu baru mengantarkannya ke pasar Indonesai pada 1986. Alhasil, usia paling tua dari mobil yang dijuluki Mercy Boxer ini sduah lebih dari tiga dekade.

    Era 90-an memang menjadi masa-masa dimana banyak pabrikan otomotif sangat totalitas dalam menciptakan produk mereka. Mercedes-Benz contohnya, merek asal Jerman ini bahkan menciptakan E-Class W124 sebagai sedan paling canggih. Orang bahkan menyebut teknologinya over engineering.

    Bagaimana tidak, untuk ukuran mobil 90-an awal, fiturnya setara dengan mobil mewah yang muncul satu dekade setelahnya. W124 sudah memiliki fitur ABS hingga electric seat sebagai fitur standar pada varian teratas. Sempat tak dilirik sekian waktu karena image borosnya, kini W124 kembali naik daun bahkan harganya ‘digoreng’.

    Kelebihan dan Kelemahan Mercedes-Benz E-Class W124 Aka Boxer, Sedan Jadul yang Lagi 'Digoreng' 01

    Sekitar medio 2018 ke bawah, kita masih bisa membeli W124 dengan transmisi matic bekas di angka Rp 50 jutaan dalam kondisi lumayan oke. Kini harganya semakin melambung, dimana W124 matic asli (bukan convert) harganya paling murah di kisaran Rp 70 juta hingga Rp 80 jutaan.

    Kenaikannya lumayan tinggi, mulai dari Rp 20 jutaan sehingga membuat E-Class W124 matic lebih prestisius. Kondisi yang cukup kontras malah terjadi pada W124 dengan transmisi manual, yang harganya tetap adem ayem tak sampai naik drastis.

    Sederhana saja, W124 matic ini jadi sedan yang nyaman dan praktis untuk berkendara sehari-hari. Orang enggan memilih manual karena dirasa repot saat butuh mengoperasikan parking brake. Pasalnya, Mercedes-Benz memasang parking brake di kaki, sebelah kiri berdampingan dengan pedal kopling.

    Dan secara keseluruhan, harga bekas Mercedes-Benz W124 ini juga begitu stabil, lantas apa yang membuat kondisi seperti itu bisa terjadi? Mari kita bahas lebih mendalam sosok sedan yang dijual sebagai Mercy Boxer tersebut.

    Baca juga: Segini Harga Mercedes-Benz S 450 President Edition, Sedan Premium yang Hanya 60 Unit di Indonesia!

    Mercedes-Benz E-Class W124, Sedan Medium yang Over Engineering

    mercedes-benz e-class w124

    Teknologi yang diterapkannya jauh lebih maju dibanding rival-rivalnya

    Mercedes Benz dengan kode bodi W124 merupakan mid-size luxury sedan yang didesain oleh Bruno Sacco yang juga mendesain W123 atau Mercy Tiger. Julukan Mercy Boxer di Indonesia bukan karena memakai mesin horizontal cylinder atau mesin boxer melainkan karena bentuknya yang kotak (boxy), besar dan lebar di zamannya.

    Tercatat, pabrikan yang berpusat di Stuttgart, Jerman itu memperkenalkan sedan baru berkode W124 pada 26 November 1984. Namun debutnya malah bukan di Jerman, melainkan di Sevilla, Spanyol. Tapi tentu saja, Jerman adalah negara pertama dipasarkannya W124.

    Mercedes Benz telah meluncurkan W124 antara tahun 1984 sampai 1996. Namun, Mercy Boxer baru masuk ke Indonesia pada tahun 1986. Sedan ini sanggup bertahan hingga 30 tahun tanpa banyak masalah. 

    Namun sebelum diluncurkan serta dipasarkan secara massal hingga hampir ke seluruh dunia, Mercedes-Benz W124 ini pun sudah lulus pengujian trek musim panas di Afrika. Lantas mengarungi  jalur Nardo pada medan berkecepatan tinggi di Italia, menelusuri jalan dataran tinggi Spanyol hingga jalan dengan ketinggian 3.392 meter di atas permukaan laut, di Kanada, Skandinavia (Arjeplog) serta di Pegunungan Alpen.

    Itulah mengapa sedan fullsize buatan merek Eropa yang satu ini memang jarang mengecewakan, bahkan beberapa diantaranya tetap bertahan hingga puluhan tahun. W124 menawarkan kemewahan, kenyamanan, serta performa mesin yang andal.

    Spesifikasi Mercy Boxer juga dikenal mumpuni lantaran durabilitasnya yang sangat baik dan fiturnya yang canggih jarang bermasalah sampai sekarang. Bahkan pihak Mercedes-Benz sendiri mengakui mobil ini overengineered.

    mercedes-benz e-class w124

    Terkenal akan durabilitasnya

    Perawatan Mercedes-Benz W124 ini tergolong mudah karena teknologi yang diusung mesin Mercy Boxer tidak terlalu canggih. Contohnya penggunaan rantai kamprat untuk menggerakkan noken as serta injeksi bahan bakar model mekanis.

    Bicara soal fitur, E-Class ini banyak mewarisi teknologi yang diturunkan langsung dari S-Class. Sebut saja, fitur ABS, safety child lock merupakan fitur standar pada semua tipe, sedangkan kantung udara (airbag) ada pada varian Masterpiece.

    Soal performa pun cukup memuaskan, berbekal mesin berkapasitas besar secara otomatis membuat tenaganya melimpah. Kamu yang doyan memacu mobil dalam kecepatan tinggi bisa lupa daratan saat duduk mengemudikan Mercy Boxer.

    Berdasarkan penuturan pemilik Boxer di berbagai forum otomotif seperti seraya motor atau modifikasi.com mengakui bila sedan ini stabil saat dipacu 160 km/jam di jalan tol. 

    Performa jempolan tentu tidak ada artinya bila tidak didukung fitur keselamatan mumpuni. W124 didukung fitur keselamatan modern yang pada zamannya masih tergolong canggih dan mewah. Sebut saja ABS dan airbag yang jadi standar di seluruh tipe W124 facelift. Belum lagi pengereman yang didukung rem cakram di keempat roda.

    Dengan beberapa teknologi yang disematkan itu, sejarah juga mencatat kalau dalam 11 tahun kiprahnya, sebanyak 2.737.860 kendaraan seri W124 terjual di seluruh planet bumi ini. Raihan itu menjadikannya sebagai Mercedes-Benz E-Class paling sukses hingga saat ini.

    Baca juga: Mirip Mercedes-Benz G-Class, BAIC BJ80 Diperkenalkan di Indonesia 

    Kelemahan dan Penyakit Khas Mercedes-Benz W124

    mercedes-benz e-class w124

    Perangkat banyak yang sudah mulai rusak termakan usia

    W124 ini sudah cukup berumur, biasanya mulai muncul kerusakan atau masalah pada komponen slow moving karena usia pakai. Misalnya paking mulai getas sehingga oli merembes. Selain itu komponen transmisi otomatis juga perlu overhaul untuk mengembalikan performanya sebagaimana semula.

    Kelemahan mendasar yang terakhir yaitu biaya perawatan rutin yang lebih mahal. Mahal disini bukan melulu dari harga suku cadang, melainkan dari jumlah komponen yang dibutuhkan terkadang lebih banyak daripada sedan Jepangan atau mobil Korea.

    Misalnya saat melakukan penggantian oli mesin, maka Mercy Boxer membutuhkan oli yang juga lebih banyak. Contohnya jika mobil Jepang hanya butuh oli mesin sekitar 4-5 liter, nah untuk Mercedes-Benz W124 butuh setidaknya 6 liter oli. Kemudian Boxer juga butuh busi enam buah untuk mesin 6-silinder sementara sedan Jepang kepanyakan 4 silinder konfigurasi mesinnya.

    Apakah cuma itu? Masih ada beberapa masalah yang jamak terjadi pada W124 akobat usia pakai. Mari kita bahas dari tiap bagian. 

    Permasalahan di Kaki-kaki Mercedes-Benz E-Class W124, Muncul karena Usia dan Kondisi Jalanan

    mercedes-benz e-class w124

    Kondisi jalan raya di Eropa jauh berbeda dengan di Indonesia

    Karena pemakaian dan usia maka jangan lupakan bagian kaki-kaki yang mulai lemah. Kaki-kaki perlu mendapat perhatian lebih mengingat kondisi jalan di Indonesia banyak yang keriting.

    Pada W124 kasusnya adalah rebound suspensi yang sudah mati atau bagian bushing arm yang bunyi akibat sudah berkarat. Untuk suspensi bisa diperbaiki ke bengkel spesialis shockbreaker atau bisa juga ganti baru.

    Masalah lainnya muncul dari bagian bushing suspensi, tie rod dan balljoint. Ini disebabkan karena pemakaian velg berukuran besar yang membuat komponen kaki-kaki tersebut berumur pendek.

    Periksa juga sistem ABS apakah masih bekerja dengan baik atau bermasalah. Bila terasa ndut-ndutan saat kita injak habis pedal remnya artinya fungsi ABS normal. Kadang, ABS mengalami malfungsi karena kotor atau kabel yang terlepas. 

    Baca juga: Mercedes-Benz Indonesia Luncurkan Dua SUV Baru, New GLS 450 dan EQB 250+

    Masalah Khas Mercedes-Benz, Vakum Jendela dan Central Lock Rusak

    mercedes-benz e-class w124

    Jangan biarkan mobil diparkir seharian di kondisi luar ruangan tidak memiliki atap penutup

    Tidak seperti merek lain, Mercedes-Benz memakai sistem vakum untuk membuka jendela dan sistem kunci elektrik mereka. Sebenarnya vakum ini cukup bandel dan tangguh, tapi bisa saja mengalami kerusakan akibat usia kendaraan. 

    Mekanisme vakum ini memakai pompa, yang bisa diperbaiki kalau masalahnya belum parah atau bisa diganti kalau misalnya masalah sudah cukup serius. 

    Kesimpulan

    Mercedes-Benz E-Class W124 dikenal sebagai sedan legendaris yang memiliki desain elegan dan kualitas rakitan yang kuat, sehingga masih diminati hingga saat ini. Namun, seperti halnya mobil klasik lainnya, W124 memiliki beberapa kelemahan yang kerap ditemui oleh para pemiliknya.

    Salah satu masalah umum yang sering muncul adalah bagian kaki-kaki mobil yang mulai lemah. Seiring usia, komponen suspensi dan kaki-kaki W124 memerlukan perbaikan dan penggantian lebih sering, yang bisa mempengaruhi kenyamanan berkendara jika tidak diperhatikan.

    Selain itu, masalah pada sistem jendela juga sering dilaporkan. Pada W124, mekanisme jendela elektrik sering mengalami kemacetan atau kerusakan akibat usia dan penggunaan terus-menerus. Komponen motor penggerak atau regulator jendela kerap kali perlu diganti atau diperbaiki agar jendela dapat berfungsi dengan lancar.

    Meski demikian, banyak pemilik dan penggemar yang masih menganggap W124 sebagai mobil dengan karakter dan kenyamanan tinggi, yang bisa menjadi koleksi klasik bernilai jika dirawat dengan baik.

    FAQ

    Mercedes-Benz W124 sampai tahun berapa?

    Mercedes-Benz W124 pertama kali diperkenalkan pada 1984 kemudian rilis di Indonesia pada 1986, dan berakhir penjualannya di 1996.

    Berapa cc mesin Mercedes-Benz W124?

    Mercedes menawarkan ragam pilihan mesin yang sangat bervariatif untuk seri W124, misalnya ada mesin 2.200 cc, mesin 3.000 cc, mesin 2.500 cc, dan mesin diesel.

    Apa yang terjadi setelah Mercedes- W124?

    Setelah W124 discontunue, Mercedes- Benz mernawarkan E-Class berkitnya dengan kode W210 yang dikenal juga dengan sebutan Mercy New Eyes

    Source link

    berita