Sebagai tanah penuh keajaiban atau magic land, Kabupaten Kutai Timur punya potensi wisata yang sangat banyak. Dengan bentang alam yang indah, mulai dari laut, pesisir Pantai, pegunungan karst, hutan dengan flora dan fauna, hingga budaya dan kearifan lokal, membuat kabupaten ini punya potensi luar bisa di sektor pariwisata.
Upaya promosi dan peningkatan sektor pariwisata sudah dilakukan secara menyeluruh dan mendalam. Di masa depan, kabupaten yang kaya akan sumber daya alam ini punya banyak obyek wisata dan beragam.
“Kutai Timur memiliki potensi yang tak kalah indah dari daerah lain di Indonesia,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kutai Timur Nurullah.
1. Kawasan Hutan Lindung Wehea
Kutai Timur punya hutan yang indah, salah satunya adalah Hutan Lindung Wehea. Kawasan ini mempunyai potensi keanekaragaman hayati baik jenis flora yang tinggi seperti jenis pohon, jenis anggrek, jenis jamur, jenis liana maupun rotan. Sementara potensi fauna di kawasan Hutan Lindung Wehea juga terbilang tinggi, terutama adalah jenis primata, mamalia maupun burung.
Di tengah hutan rimbanya, menjulang gugusan karst yang indah. Gugusan karst ini disebut Karst Sangkulirang dan menyambung dengan karst mangkalihat. Luasannya mencapai 171 ribu hektar. Sekitar 550.000 hektar kawasan ini dilindungi dan menjadi aset negara yang sangat berharga karena memiliki nilai ekonomi, budaya, sosial, dan ilmiah.
Kawasan karst ini memberi informasi tentang jejak manusia purba yang bisa dilihat dari lukisan tangan, gambar perahu, dan lukisan berbagai jenis binatang yang tergambar jelas pada dinding-dinding gua. konon aktivitas manusia purba telah ada di Kutai Timur sekitar 10.000 tahun Sebelum Masehi.
Keberadaan gua-gua, sungai bawah laut, cadangan batu kapur dan bahan semen pun cukup melimpah sehingga cocok sekali dijadikan spot pariwisata alam. Lebih hebat lagi, hutan dan alam juga dijaga melalui pendekatan adat. Di Hutan Lindung Wehea bahkan ada lembaga adat khusus yang menjaga hutan. Ada patrol rutin yang dilakukan agar hutan tetap Lestari.
“Kita di sini juga hidup beriringan dengan adat. Cuma memang hukum adat itu tidak dominan di sini karena bukan hukum positif. Tapi hukum adat tetap kita hargai suatu norma-norma yang ada di kehidupan masyarakat kita,” papar Wakil Bupati Kutai Timur Kasmidi Bulang.