Presiden Jokowi menilai bahwa kemudahan mobilitas masyarakat perlu ditingkatkan. Salah satunya melalui bantuan pelatihan bahasa hingga pengakuan bersama atau mutual recognition untuk keterampilan dan akademik.
“Tahun 2030, angkatan kerja ASEAN diproyeksikan capai 385 juta jiwa, ini dapat digunakan untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja, baik terampil dan profesional di Jepang,” imbuhnya.
Di samping itu, Presiden juga menilai kerjasama dalam sektor pariwisata dan inovasi teknologi harus ditingkatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan.
“Sektor pariwisata dan inovasi teknologi juga perlu terus kita tingkatkan guna mendorong mutual understanding dan pertumbuhan ekonomi di kawasan,” pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Jokowi menyampaikan Indonesia meyakini hubungan antara ASEAN dan Jepang yang terjalin lintas generasi dan dari hati ke hati dapat menjembatani perbedaan di tengah dunia yang sedang terbelah.
“The bridge to peace and prosperity for mankind. That’s what we are,” tandasnya.
Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut yakni Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, serta Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi.