Haris menyebut ada beberapa syarat untuk menjadi barista yang ingin membuka kedai kopi dengan konsep slow bar. Syarat utamanya, barista tersebut harus suka kopi dan memiliki keterampilan serta pengetahuan yang luas.
“Dia harus paham tentang kopi yang disajikan karena akan banyak pertanyaan tentang produk ini. Jadi ya harus sempurna dalam menyajikan atau membuat kopinya,” ucap dia.
Lalu syarat kedua, barista tersebut harus memahami alat-alat yang digunakan dalam proses penyajian kopi. Kemudian barista tersebut harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Sebab sang barista dituntut dapat menjelaskan atau mampu menceritakan proses hingga kopi yang digunakan.
“Artinya ini adalah produk yang saya tawarkan, ketika pelanggan minum dia akan merasakan pengalaman pertamanya minum kopi. Punya cerita dalam minum kopinya itu. Tidak sekadar minum kopi, tapi ada cerita di secangkirnya itu. Entah itu cerita tentang kopi, cerita tentang pekerjaan, cerita tentang hobi, ternyata satu komunitas dulunya, atau banyak cerita di secangkir kopi,” papar dia.
Sementara itu, Haris juga menyebut seorang barista yang akan membuka slow bar harus dapat mengekspresikan dirinya terhadap apa yang dia lakukan. Mulai dari komunikasinya, bahan baku yang digunakan.
“Dia mencari bahan baku sendiri mungkin, dia bisa berkenalan langsung dengan produsen, dia bisa berkenalan langsung dengan peracik. Artinya kreativitas itu memberikan nilai tambah terhadap produknya,” jelas dia.
Kopi Indonesia Masuk Terpopuler di Dunia
Sebelumnya, kekayaan gastronomi Nusantara telah mendapat tempat spesial, tak hanya dari orang Indonesia tetapi juga kancah dunia. Setidaknya ada empat minuman kopi Indonesia yang masuk dalam daftar kopi terpopuler di dunia versi TasteAtlas.
Berdasarkan data yang dirilis TasteAtlas pada Jumat, 15 September 2023, minuman kopi Indonesia ada dalam jajaran 50 besar. Minuman pertama adalah kopi tubruk yang ada di posisi ke-21.
“Kopi tubruk yang kental dan kaya rasa adalah kopi terpopuler di Indonesia. Ini melibatkan persiapan sederhana di mana air mendidih atau panas dicampur dengan kopi bubuk halus atau sedang. Kombinasi tersebut diaduk hingga tercampur rata, lalu didiamkan selama beberapa menit hingga bubuk kopi mengendap di dasar cangkir,” bunyi keterangan TasteAtlas.
Laman ini menambahkan bahwa, “Meski gula bersifat opsional, kebanyakan orang memilih untuk mempermanis kopi dengan mencampurkan gula dengan bubuk kopi, sebelum ditambahkan air.”
TasteAtlas menjelaskan cara penyajian ini diyakini diperkenalkan oleh para pedagang dari Timur Tengah. Hal tersebut dikarenakan cara pembuatan dan kopinya sangat mirip dengan Turkish coffee.
Selanjutnya adalah kopi luwak yang ada tepat di bawah kopi tubruk, yakni peringkat ke-22. TasteAtlas menulis bahwa kopi luwak Indonesia sering disebut-sebut sebagai kopi termahal di dunia.
Berlanjut dengan kopi ginseng yang ada di posisi ke-38. Disebutkan bahwa minuman kopi ini memadukan kopi dengan ginseng, akar yang telah digunakan dalam pengobatan tradisional China selama berabad-abad.
“Asal-usulnya masih sulit dipahami, namun campuran pertama yang layak secara komersial diproduksi dan dipasarkan pada 1994 di Indonesia oleh perusahaan Citra Nusa Insan Cemerlang. Kombinasi ini menjadi populer di berbagai belahan dunia, khususnya di Italia, yang disajikan di sebagian besar kafe,” terang TasteAtlas.
Tak ketinggalan, Kopi Joss juga masuk daftar dan menduduki posisi ke-42. Minuman kopi ini berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta.