Tren childfree semakin populer tapi mayoritas narasumber tetap menginginkan punya anak. Mereka menilai keputusan untuk tidak memiliki anak adalah hak setiap individu, namun mereka tetap ingin membangun keluarga dengan anak.
“Setiap individu kan punya hak sendiri untuk memutuskan mau punya anak atau nggak. Jadi saya nggak terganggu. Tapi saya pribadi bukan tim childfree,” kata Aji.
Ghita mengaku awalnya asing dengan konsep childfree. Meski menghargai pilihan orang lain, ia tetap berpegang pada keinginannya untuk memiliki anak.
“Menurut gue semua orang tuh pasti pengen punya anak. Cuma banyak faktor kali ya sampai dia memutuskan untuk childfree. Tapi gue yakin kalau mereka dikasih anak, pasti akan senang,” tuturnya.
Sementara itu, Zahra yang sempat setuju untuk childfree pun berubah pikiran. “Kalau misalnya menikah nanti sempat kepikiran buat childfree. Tapi semakin ke sini semakin berpikir-pikir lagi kayaknya nggak deh karena kita butuh untuk melahirkan generasi-generasi emas,” katanya.
Mengutip omongan profesor populasi dan kesehatan keluarga di Columbia School of Public Health, Thoai Ngo menambahkan, Gen Z memprioritaskan pertumbuhan diri dan pengembangan karier sebelum memulai keluarga.
“Mereka tumbuh di dunia yang dibentuk oleh krisis iklim dan ketidakstabilan ekonomi. Ini lah alasan utama mengapa sebagian Gen Z juga masih bertahan dengan konsep childfree,” ujarnya.