Kasus Khaira dan kakaknya mengingatkan pada nasib malang yang menimpa bocah Sukabumi, Raya.
Raya meninggal dunia pada 22 Juli 2025 setelah mengidap kecacingan. Cacing tidak hanya hidup di usus, tapi juga berkembang biak hingga masuk ke organ vital, termasuk otaknya.
Sebuah video yang sempat viral bahkan memperlihatkan cacing berukuran besar ditarik keluar dari lubang hidungnya.
Seperti Khaira, Raya pun tinggal di rumah tak layak, mendiang juga kerap bermain di kolong rumah tanpa alas kaki. Padahal, di kolong rumah itu banyak kotoran ayam. Sementara ibu dan bapaknya dalam keadaan sakit.
Terkait kasus Raya, Ahli Parasitologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. dr. Saleha Sungkar, MS, Sp.Par.K menjelaskan bahwa cacingan bisa menyerang semua usia. Namun, kasus paling sering ditemukan pada anak-anak usia TK dan SD.
Menurut Prof. Saleha, cacing gelang (Ascaris lumbricoides) hidup di rongga usus. Cacing betina bertelur, dan telur ini dikeluarkan bersama feses saat anak buang air besar (BAB).
“Kalau BAB di toilet, telur cacing akan masuk ke septik tank dan mati. Tapi, jika BAB di tanah, telur bisa menetas dan berkembang menjadi larva dalam waktu sekitar tiga minggu,” kata Prof. Saleha kepada Health Liputan6.com melalui aplikasi pesan singkat, Rabu, 20 Agustus 2025.
Â