Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) menyampaikan bahwa untuk mencapai pelayanan kesehatan ginjal yang optimal, diperlukan upaya untuk mengatasi hambatan di berbagai tingkatan sambil mempertimbangkan perbedaan konteks di seluruh wilayah dunia. Hal ini disampaikan dalam Peringatan Hari Ginjal Sedunia yang jatuh pada 14 Maret 2024.
Setiap negara memiliki hambatan masing-masing dalam akses layanan kesehatan ginjal, termasuk kesenjangan dalam diagnosis dini, kurangnya layanan kesehatan yang menyeluruh, cakupan asuransi yang kurang, rendahnya kesadaran di kalangan petugas kesehatan, serta tantangan terhadap biaya pengobatan dan aksesibilitas.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, strategi multi-cabang diperlukan, termasuk strategi terkait kebijakan kesehatan dan pelayanan kesehatan. Kebijakan kesehatan harus mengintegrasikan perawatan ginjal ke dalam program kesehatan yang ada, menjamin pendanaan untuk perawatan ginjal, dan menyebarkan pengetahuan kesehatan ginjal kepada masyarakat dan tenaga kesehatan.
Akses yang adil terhadap skrining penyakit ginjal, alat untuk diagnosis dini, dan akses berkelanjutan terhadap pengobatan berkualitas juga harus diterapkan untuk mencegah penyakit ginjal kronik atau perkembangannya.
Selain itu, strategi terkait dengan pelayanan kesehatan ginjal juga harus ditingkatkan. Kurang optimalnya pelayanan kesehatan ginjal disebabkan oleh berbagai faktor, seperti terbatasnya fokus kebijakan, pendidikan pasien dan penyedia layanan kesehatan yang tidak memadai, kurangnya sumber daya untuk layanan berkualitas tinggi, dan terbatasnya akses terhadap pengobatan yang terjangkau.
Untuk berhasil dalam menerapkan strategi ini, diperlukan pendekatan komprehensif, berpusat pada pasien, dan berorientasi lokal untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan terhadap perawatan ginjal berkualitas tinggi.