Sepekan terakhir, hasil skrining kesehatan jiwa pada peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di 28 rumah sakit vertikal menjadi perbincangan hangat. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 2.716 mahasiswa PPDS mengalami gejala depresi.
Tommy Dharmawan, Ketua Junior Doctors Network (JDN) Indonesia, mengungkapkan bahwa kasus depresi pada peserta PPDS bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di luar negeri. Salah satu penyebab gejala depresi dapat dipicu oleh masalah ekonomi, dimana tidak memberikan gaji pada para PPDS menjadi sumber depresi bagi mereka.
Indonesia adalah satu-satunya negara yang tidak memberikan gaji bagi para PPDS, meskipun Undang-Undang Pendidikan Kedokteran Tahun 2013 mencantumkan bahwa pemerintah wajib memberikan gaji untuk para PPDS. Tommy tidak memberikan angka pasti terkait nominal gaji yang seharusnya diterima oleh para PPDS, namun ia menyebut contoh dari negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
Di Singapura, para PPDS mendapatkan gaji sekitar 2.650 Dolar Singapura atau sekitar Rp31,6 juta, sedangkan di Malaysia sekitar Rp15 juta. Namun, Tommy menyadari bahwa Indonesia memiliki kearifan lokal sendiri dalam menentukan besaran gaji yang pantas untuk para PPDS.