Dr. Audra Jovani, seorang Dosen Ilmu Politik di UKI, menyampaikan pendapatnya dalam sebuah kajian tentang Feminisme bahwa terdapat hubungan yang erat antara seksualitas dan diaspora. Menurutnya, pemahaman yang bias gender dan pandangan yang terfokus pada laki-laki terhadap diaspora memiliki dampak yang signifikan.
Laki-laki dalam konteks ini dianggap sebagai subjek maskulin yang mendapatkan hak istimewa dalam proses diaspora karena dianggap memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan bertransformasi di lingkungan yang baru. Hal ini mengakibatkan laki-laki menjadi figur sentral dalam pembentukan diaspora dan memperkuat dominasi maskulinitas.
Adanya sistem patriarki juga turut mempengaruhi peran perempuan dalam diaspora, di mana perempuan cenderung menjadi pengikut dan bergantung pada laki-laki. Perempuan yang berani keluar dari rumah atau komunitasnya seringkali dihadapkan pada stigma yang menganggapnya melanggar norma-norma gender, bahkan ketika mereka berhasil meraih kesuksesan di luar.
Dr. Audra juga menekankan bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memberikan fasilitasi dan kebijakan yang mendukung kerja sama dan kolaborasi di berbagai bidang kepada diaspora Indonesia. Diaspora Indonesia memiliki peran penting dalam mempromosikan keunggulan budaya, kuliner, dan nilai-nilai Indonesia di tingkat internasional, serta berkontribusi dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya.
Meskipun diaspora Indonesia dihadapi oleh berbagai tantangan seperti dwi kewarganegaraan, buruh migran, dan berbagai permasalahan lainnya, terdapat juga contoh-contoh kesuksesan perempuan diaspora Indonesia di berbagai bidang, seperti politik, pendidikan, dan bisnis.
Audra menegaskan perlunya pemerintah memberikan perhatian khusus kepada diaspora Indonesia, terutama perempuan diaspora, dengan cara melibatkan mereka dalam berbagai program dan kegiatan serta membangun database yang komprehensif mengenai diaspora Indonesia. Keseriusan pemerintah dalam memperhatikan diaspora Indonesia diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi pembangunan Indonesia ke depan.