“Oleh Prabowo Subianto [diambil dari Buku 2 Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto]”
“Yang paling saya kagumi dari Nehru adalah fokusnya untuk mengembangkan sains dan pendidikan dasar dunia. Ia sadar sains dan pendidikan dasar adalah fondasi bagi kemajuan India.
Lebih dari itu, Nehru menekankan kesetaraan hak-hak masyarakat India dengan tetap menghargai keragaman regional dan suku. Sebagai warga Indonesia, sikap Nehru ini dapat kita ilhami sebagai perwujudan Pancasila di benua India.”
Anak dari seorang pengacara kaya dan nasionalis terkemuka, Jawaharlal Nehru dibesarkan di India ketika tanah airnya masih merupakan jajahan Inggris. Pada saat ia remaja, ia mengalami pergolakan nasionalisme Indonesia. Hal ini dipicu oleh Perang Rusia-Jepang, di mana negara Asia untuk pertama kalinya dapat mengalahkan kekuatan besar Eropa. Kemenangan ini, tulisnya kemudian, membuatnya bermimpi bahwa suatu hari nanti India akan melepaskan belenggu kolonial mereka.
Sebelum itu terjadi, Nehru dikirim oleh keluarganya ke Britania Raya untuk menempuh pendidikan tinggi. Ia kemudian lulus dari Universitas Cambridge dengan gelar di bidang sains. Ia juga melanjutkan studi di bidang hukum.
Saat kembali ke India, Nehru mengikuti jejak ayahnya dan bekerja sebagai advokat. Hal ini hanya bertahan beberapa bulan, sebelum ia menyadari panggilan sejatinya adalah politik. Ia mulai berbaur dengan kelompok-kelompok yang mengadvokasi hak-hak India, kemudian memulai aktivisme besar-besaran untuk membangun pemerintahan India sendiri setelah Perang Dunia Pertama.
Pada saat itu, Nehru telah menjadi sahabat pejuang kemerdekaan India terkemuka saat itu, Mahatma Gandhi. Pada tahun 1920, ia bergabung dengan gerakan non-kerja sama Gandhi untuk memaksa konsesi dari Inggris. Sikapnya untuk berdiri bersama Gandhi membuatnya harus menerima beberapa hukuman penjara singkat. Dia juga pergi ke Belgia pada tahun 1927 untuk mewakili India di sebuah konferensi untuk kaum minoritas tertindas.
Tidak puas dengan sikap Inggris menanggapi tuntutan kemerdekaan India, pada malam tahun baru 1929 Nehru membacakan deklarasi kemerdekaan India. Ketika pembangkangan sipil menyebar ke seluruh anak benua India, Nehru sekali lagi ditangkap pada April 1930.
Perjuangan Nehru dari dalam dan luar penjara berlanjut selama satu dekade. Dengan pecahnya Perang Dunia Kedua, Nehru menyatakan simpatinya dengan blok demokrasi Barat tetapi menuntut konsesi Inggris sebagai imbalan atas dukungan penuh India. Inggris terbukti ingkar janji dan kembali memenjarakan Nehru pada tahun 1942. Kali ini, Nehru menghabiskan sisa perang di sel penjara sampai 1946, hingga Inggris mengumumkan dukungan mereka untuk kemerdekaan India.
Pada saat itu, Nehru secara luas diakui sebagai pewaris Gandhi. Setelah kemerdekaan, ia menjadi Perdana Menteri, kepercayaan yang dijalankannya selama 18 tahun sampai ia meninggal dunia pada tahun 1964.
Sebagai seorang nasionalis, Nehru jelas memiliki dampak besar pada negara-negara berkembang. Tetapi bahkan di Barat, dia dipuji. Dwight Eisenhower pernah berkata kepadanya, “secara universal Anda diakui sebagai salah satu tokoh dengan pengaruh paling kuat untuk perdamaian dan konsiliasi di dunia.” Winston Churchill seakan sepakat dengan Eisenhower, dengan menyebut Nehru sebagai “Cahaya Asia.”
Di India, tentu saja pengaruh Nehru tidak terukur. Dia adalah seorang pendukung anti-kekerasan dan pejuang kemerdekaan yang sangat gigih. Nehru mempromosikan cara bernegara yang sekuler dan demokrasi multi-partai – dan membangun fondasi kuat yang terlihat di masyarakat India hingga saat ini.
Yang paling saya kagumi dari Nehru adalah fokusnya untuk mengembangkan sains dan pendidikan dasar dunia. Ia sadar sains dan pendidikan dasar adalah fondasi bagi kemajuan India.
Terlebih dari itu, Nehru menekankan kesetaraan hak-hak masyarakat India dengan tetap menghargai keragaman regional dan suku. Sebagai warga Indonesia, sikap Nehru ini dapat kita ilhami sebagai perwujudan Pancasila di benua India.
Source: https://prabowosubianto.com/jawaharlal-nehru/