Selama bulan Ramadhan, puasa selama sebulan dapat menjadi momen yang menguntungkan bagi orang dengan riwayat GERD (gastroesophageal reflux disease) karena kondisi mereka bisa mengalami perbaikan. Banyak pasien GERD melaporkan bahwa kondisi mereka membaik saat menjalani puasa Ramadhan.
Tidak hanya perasaan pasien GERD saja yang menyatakan ini, tetapi hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Radhiyatam M pada tahun 2016 juga mendukung hal tersebut. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pasien GERD yang berpuasa Ramadhan mengalami penurunan gejala klinis dibandingkan dengan pasien GERD yang tidak berpuasa.
Ada beberapa faktor yang dapat menjelaskan mengapa keluhan GERD membaik selama bulan puasa Ramadhan. Salah satunya adalah karena pola makan yang lebih teratur, yaitu hanya pada saat sahur dan berbuka puasa seperti yang dijelaskan oleh dokter spesialis penyakit dalam subspesialis gastroenterologi hepatologi, Lianda Siregar.
“Selain itu, konsumsi camilan-camilan tidak sehat yang biasanya dikonsumsi pada siang hari juga berkurang. Selama puasa, disarankan untuk menjaga emosi dan mengendalikan diri, sehingga dapat mengelola stres dengan lebih baik,” tambah Lianda yang berpraktik di RS Pondok Indah – Puri Indah.
Untuk mencegah kambuhnya GERD, Lianda menyarankan pasien untuk menjaga pola makan yang baik baik saat sahur maupun berbuka.
“GERD merupakan masalah pencernaan, sehingga kondisi ini dapat diatasi dengan pengaturan makanan yang tepat,” kata Lianda.
