Tenda darurat didirikan untuk menjadi ruang perawatan darurat bagi pasien Rumah Sakit Universitas Airlangga (Unair) setelah gempa magnitudo 6,5 terjadi di 130 kilometer timur laut Tuban pada Jumat (22/3). Tenda ini didirikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya sebagai bentuk kewaspadaan dari pihak rumah sakit.
Menurut Kepala BPBD Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro, baru satu tenda ukuran 6×12 meter yang didirikan dengan daya tampung sekitar 12-13 pasien. Tenda tambahan juga sudah dikirimkan oleh BPBD Provinsi Jawa Timur sebagai antisipasi jika dibutuhkan penambahan tempat.
Manajer Penunjang Medis Rumah Sakit Unair, dr. Cahyo Wibisono, menyatakan bahwa penempatan pasien di tenda dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi kesehatan pasien. Lebih dari 160 pasien dewasa dan anak-anak saat ini menjalani perawatan di luar gedung RS Unair, termasuk 60 pasien dari ICU.
Hingga saat ini, RS Unair masih belum dapat memberikan informasi mengenai kerusakan yang dialami akibat gempa karena masih dalam proses inventarisasi kerusakan.