Liputan6.com, Jakarta – Sistem kekebalan tubuh bagaikan benteng pertahanan, melindungi kita dari berbagai serangan luar seperti bakteri, parasit, virus, dan sel kanker. Ironisnya, pada penyakit Autoimun, benteng pertahanan justru berbalik menyerang, menganggap sel-sel sehat dalam tubuh sebagai musuh. Penyebab pasti fenomena ini masih menjadi misteri.
Autoimun dapat menyerang berbagai bagian tubuh, mulai dari sendi dan tulang, organ pencernaan, hingga kulit.
Penyakit autoimun dapat menyerang berbagai bagian tubuh, mulai dari sendi dan tulang, organ pencernaan, hingga kulit. Meskipun penyebab pasti masih belum diketahui, penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup dan faktor lingkungan dapat berperan dalam meningkatkan risikonya.
Salah satu faktor lingkungan yang berperan adalah paparan sinar matahari. Hal ini disampaikan oleh Subspesialis Dermato Alergo Imunologi, dr Windy Keumala Budianti SpDVE Subsp DAI dalam acara Grand Opening Immuno Derma Clinic di Jakarta pada Sabtu, 8 Juni 2024.
“Ada beberapa kondisi di lingkungan yang mungkin tidak bisa kita hindari, salah satunya adalah pajanan sinar matahari,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa banyak penyakit autoimun yang dapat disebabkan oleh paparan sinar matahari, salah satunya yang paling terkenal adalah Lupus. “Lupus itu sekitar hampir 70 sampai 80 persen pencetus utamanya adalah paparan sinar ultraviolet,” tambahnya.
Selain Lupus, paparan sinar matahari juga meningkatkan risiko terkena autoimun dermatomiositis, menurut studi oleh para peneliti di National Institute of Environmental Health Sciences (NIEHS). Penyakit ini menyebabkan otot melemah serta munculnya ruam pada permukaan kulit.