Liputan6.com, Jakarta – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menegaskan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dipastikan tetap berjalan di semester genap tahun akademik 2024/2025.
Dalam rilis resmi yang dikeluarkan Kemendikbudristek di Jakarta pada Senin, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Abdul Haris menegaskan bahwa program MBKM akan tetap berjalan sesuai linimasa yang sudah ditetapkan.
“Kemendikbudristek berkomitmen untuk terus memberikan hak belajar kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman yang relevan sebagai bekal di dunia pascakampus. MBKM menjadi kebijakan pertama dalam sejarah, di mana fleksibilitas dan pengalaman itu terbuka luas dan dibiayai pemerintah,” ujar Haris seperti dikutip dari Antara.
Meskipun terjadi penyesuaian linimasa karena proses pembukaan Automatic Adjustment terhadap anggaran belanja wajib bidang pendidikan, program MBKM tetap menjadi prioritas.
Sejak tahun 2021 hingga saat ini, program MBKM telah memberikan manfaat bagi 404.155 mahasiswa. Lebih dari 30.253 praktisi telah berpartisipasi dalam program ini, di luar program-program MBKM Mandiri yang dikelola oleh masing-masing perguruan tinggi.
Jumlah mahasiswa yang menerima bantuan dari program MBKM juga meningkat tajam, dari 2.390 mahasiswa di tahun 2020 menjadi 324.871 mahasiswa di tahun 2023.
Melalui MBKM, mahasiswa memiliki kesempatan magang di perusahaan-perusahaan terbaik di Indonesia, seperti Google Bangkit yang telah menerima lebih dari 12.134 mahasiswa, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk yang menerima lebih dari 1.131 mahasiswa, dan BRI yang menerima lebih dari 686 mahasiswa.
Program MBKM merupakan kesempatan emas bagi mahasiswa untuk memperkaya pengalaman belajar mereka dan mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja. Dengan kesempatan magang dan kolaborasi dengan berbagai pihak, program ini akan membantu para mahasiswa menjadi lulusan yang siap menghadapi tantangan dunia kerja.