Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berencana mengubah namanya menjadi PSI Perorangan, berkaitan dengan rencana Presiden Joko Widodo yang mengusulkan konsep partai super Tbk. Menurut Direktur Eksekutif Trias Politika, Agung Baskoro, hubungan antara Jokowi dan PSI merupakan strategi politik saling menguntungkan. Menurut Agung, setelah masa jabatannya sebagai presiden berakhir, Jokowi memerlukan kendaraan politik baru untuk kepentingan pribadi dan politik jangka panjang. Dari perspektif PSI, keterkaitan dengan Jokowi dianggap memberikan keuntungan politik signifikan. Basis pemilih yang besar dan solid dari Jokowi dapat menjadi modal penting bagi PSI dalam Pemilu 2029. Agung menjelaskan bahwa PSI memiliki basis politik yang berkembang namun membutuhkan figur sentral. Dengan kehadiran Jokowi, Gibran, atau Bobby, PSI dapat lebih mudah mengidentifikasi diri sebagai partai dengan sosok yang kuat, menguntungkan dalam Pileg dan Pilkada. Agung juga menyoroti bahwa Jokowi tidak hanya butuh kendaraan politik bagi kepentingan pribadi, tetapi juga institusi yang dapat menopang pengaruh politik dalam jangka panjang, seperti konsep Partai Super Tbk yang menitikberatkan pada kepemimpinan kolektif. Menurut Agung, partai politik sering kali tergantung pada figur, namun seiring waktu dapat berdiri sendiri seperti yang akan terjadi dengan PSI.
