More
    HomeOtomotifKehilangan Budaya Klakson Vespa: Dampak Zaman Moderen

    Kehilangan Budaya Klakson Vespa: Dampak Zaman Moderen

    Dalam komunitas pengguna Vespa, saling klakson atau melambaikan tangan saat berpapasan di jalan telah lama menjadi simbol solidaritas. Namun, tradisi ini mulai memudar di kalangan pengguna Vespa matik generasi baru. Kebiasaan saling memberi salam antar pengendara Vespa tidak hanya terjadi di kota besar, namun juga di daerah pelosok. Namun, dengan munculnya varian Vespa modern, nilai kebersamaan ini menjadi jarang terlihat.

    Pengamat transportasi, Muslich Zainal Asikin, mengamati bahwa pengguna Vespa memiliki interaksi sosial yang unik, berbeda dari pengguna motor lainnya. Solidaritas tinggi di antara pengguna Vespa karena merasa satu nasib, saling memahami suka-duka menjadi pengguna Vespa. Sejarah panjang penggunaan Vespa di Eropa, khususnya di Inggris pada dekade 1960-an, memberikan akar budaya solidaritas bagi pengguna Vespa.

    Di Indonesia, Vespa juga memiliki sejarah yang serupa dimana menjadi kendaraan favorit masyarakat pada era 1970-an hingga 1980-an. Komunitas seperti Lhapscoot yang didirikan oleh Sunartato sejak 2017, menjunjung tinggi nilai egaliter dan solidaritas antar anggota. Namun, Sunartato menyadari bahwa generasi baru pengguna Vespa, terutama Vespa matik, belum banyak memahami tradisi solidaritas ini.

    Dengan terkikisnya budaya saling memberi salam di kalangan pengguna Vespa, komunitas Vespa merasa perlu menjaga tradisi kecil tersebut sebagai simbol kehangatan dan persaudaraan yang mulai langka. Solidaritas Vespa tidak boleh hanya menjadi cerita masa lalu. Oleh karena itu, penting untuk melestarikan nilai-nilai persaudaraan dalam komunitas pengguna Vespa, baik yang menggunakan model klasik maupun matik.

    Source link

    berita

    spot_img