Tak banyak yang sadar bahwa stres juga berdampak pada kondisi kulit. Orang yang sering mengalami stres berat bisa mengalami perburukan gejala melasma karena pengaruh hormon dan reaksi peradangan pada tubuh.
“Orang stres, kulitnya juga stres. Tapi kalau kita bahagia, kulit juga ikut bahagia,” ujar dr. Natalia.
Selain mengelola stres, menjaga pola makan sehat, tidur cukup, dan menggunakan tabir surya setiap hari menjadi langkah penting dalam mencegah melasma kambuh kembali.
dr. Natalia menekankan bahwa melasma bukan masalah yang bisa ditangani sendiri di rumah. Dia menyarankan agar masyarakat melakukan konsultasi dengan dokter spesialis kulit untuk mengetahui jenis melasma dan perawatan yang sesuai.
“Kalau datang ke dokter, nanti akan dilakukan evaluasi jenis kulit dan melasmanya. Jadi, penanganannya bisa lebih tepat dan hasilnya maksimal,” pungkasnya.