Sebelumnya, Mohamad Kashuri mengatakan bahwa Hari Jamu Nasional yang jatuh pada 27 Mei merupakan kebangkitan warisan budaya.
“Jamu tidak sekadar ramuan tapi juga cerminan kearifan lokal yang memiliki bukti empiris secara turun-temurun hingga saat ini memiliki banyak bukti ilmiah. Oleh karenanya, obat tradisional ini menjadi semakin menarik kalau kita baca jurnal-jurnalnya,” katanya.
Jamu juga telah banyak dibicarakan dalam seminar, maka ia berharap agar warisan ini tak hanya menjadi objek dalam riset atau seminar tapi juga dapat diwujudkan menjadi karya bangsa.
“Jamu bukan masa lalu yang kita warisi tapi masa depan yang kita ciptakan bersama.”
Kashuri pun mengapresiasi PDPOTJI yang terus berupaya melakukan pengembangan obat tradisional. Menurutnya, kolaborasi antara PDPOTJI dengan para dokter adalah hal yang sangat krusial karena dapat menjembatani ilmu kedokteran modern dengan ilmu kekayaan obat bahan alam Indonesia.