Setiap tahun, para jamaah haji memulai perjalanan spiritual mereka menuju Tanah Suci. Dalam pandangan Prof. Dr. Aswadi, haji adalah lebih dari sekadar ritual, melainkan latihan spiritual, sosial, dan moral yang membutuhkan kesucian niat, kesopanan akhlak, dan nilai-nilai ketauhidan yang kuat. Ia menekankan pentingnya menjaga kesehatan, akhlak, dan harga diri selama menjalani ibadah haji, terutama dalam era digital saat ini di mana kesalahan kecil bisa merusak reputasi yang sudah dibangun.
Setiap langkah di tanah suci bukanlah sekadar rutinitas, melainkan momen refleksi yang harus membawa kita ke arah kemanusiaan yang lebih baik dan ketakwaan yang lebih dalam. Prof. Aswadi juga mengajak para jamaah untuk bersyukur atas kesempatan yang diberikan untuk menjalani ibadah haji, serta untuk mendoakan keluarga, saudara, dan bangsa demi kedamaian dan keberkahan bagi Indonesia.
Selain itu, ia memberikan pengingat teknis terkait ibadah haji, seperti niat, pakaian ihram, mandi sunnah, dan larangan-larangan yang harus dipatuhi sebagai bentuk ketaatan spiritual. Ia juga menekankan pentingnya kemandirian selama menjalani ibadah haji, serta mengingatkan bahwa wukuf di Arafah adalah inti dari ibadah haji yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk bermunajat dan memohon ampunan. Prof. Aswadi menambahkan bahwa haji bukanlah akhir dari perjalanan rohani, melainkan awal dari perubahan sosial dan moral yang lebih besar di tanah air.
Semoga ibadah haji dapat menjadi momentum kebangkitan moral umat, dan para jamaah pulang dengan menjadi cahaya bagi sekitarnya. Melalui nilai-nilai keikhlasan, kesabaran, kedisiplinan, dan kepedulian, diharapkan para haji dapat menjadi agen perubahan dan penggerak nilai-nilai rahmatan lil ‘alamin. Kabar baiknya adalah, semua artikel tersebut diposting di kanal VStory berbasis user generate content (UGC), sehingga kontennya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.