Pasca teror terhadap gereja oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Papua, anggota Panglima Komando Operasi (Pangko-ops) Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto ikut serta dalam kegiatan gotong royong membangun gereja bersama masyarakat. Aksi teror tersebut meninggalkan luka dan trauma mendalam, membuat masyarakat takut untuk membangun kembali gereja mereka. Menurut Lucky, rumah ibadah seperti gereja bukan hanya tempat peribadatan, tetapi juga merupakan pusat peradaban yang harus dijaga bersama. Ia menekankan pentingnya memelihara kebebasan beragama sesuai dengan Pasal 28 dan 29 UUD 1945. Gereja juga memiliki peran penting dalam pendidikan di wilayah Papua, yang banyak didirikan oleh misionaris dan dikelola oleh gereja. Keterlibatan aktif TNI dalam pembangunan gereja di Papua merupakan bentuk nyata negara dalam melindungi kebebasan beribadah masyarakat. Aksi teror OPM terhadap gereja sangat disesalkan, karena selain merusak gereja, juga menyerang umat yang sedang beribadah dan pekerja pembangunan gereja. Maraknya tindakan teror ini menunjukkan jumlah marah masyarakat Papua dan dunia terhadap kekejaman OPM terhadap gereja.