Liputan6.com, Jakarta – Apakah pernah berpikir, posisi tidur Anda selama ini sudah benar? Ternyata, cara kita memejamkan mata semalaman bisa berpengaruh besar pada kesehatan, mulai dari pernapasan, pencernaan, tulang belakang, hingga risiko munculnya kerutan di wajah.
Penelitian menunjukkan kebanyakan orang cenderung tidur miring. Posisi telentang menempati urutan kedua, lalu diikuti posisi tengkurap. Namun, para ahli tidur punya pendapat menarik: posisi tidur yang tampak nyaman belum tentu baik untuk tubuh dalam jangka panjang.
Tidur Telentang: Sering Dianggap Nyaman, Tapi…
Meski banyak orang merasa rileks tidur telentang, posisi ini justru dianggap sebagai posisi tidur terburuk untuk orang dewasa. “Dari semua posisi tidur, posisi terburuk [untuk orang dewasa] — yang didukung oleh bukti ilmiah — adalah tidur telentang,” kata Michael Gradisar, kepala ilmu tidur untuk aplikasi Sleep Cycle, seperti dikutip The Post.
Apa masalahnya? Tidur telentang membuat gravitasi menarik lidah dan langit-langit lunak ke arah tenggorokan. Alhasil, saluran napas menyempit, meningkatkan risiko mendengkur, bahkan bisa memicu jeda napas saat tidur alias sleep apnea.
Gangguan pernapasan ini tidak hanya bikin tidur tidak nyenyak, tapi juga berdampak panjang pada kesehatan mental, tekanan darah, resistensi insulin, sampai meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung.
Tak hanya itu, berbaring telentang juga memudahkan asam lambung naik ke kerongkongan, memicu nyeri ulu hati atau refluks. Namun, Gradisar menegaskan, tidur telentang masih lebih baik daripada kurang tidur sama sekali.
“Posisi tidur terbaik adalah yang terasa paling nyaman, sehingga Anda bisa tidur lebih lama,” ujarnya.
Menariknya, bagi bayi, posisi telentang justru dianggap paling aman karena dapat mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak. Bagi orang dewasa, tidur telentang juga punya beberapa sisi positif, seperti membantu menjaga keselarasan tulang belakang, meredakan sinus, dan mencegah kerutan karena wajah tak langsung menempel ke bantal.