Kejadian konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja telah menimbulkan dampak kemanusiaan yang signifikan. Laporan awal menyebutkan bahwa setidaknya 15 warga sipil tewas, mayoritas di sisi perbatasan Thailand. Hingga 26 Juli 2025, total korban tewas dari kedua belah pihak telah mencapai 32 orang, terdiri dari 19 orang di Thailand (13 warga sipil dan 6 tentara) dan 13 orang di Kamboja (8 warga sipil dan 5 tentara).
Akibatnya, terjadi gelombang pengungsian masif, di mana lebih dari 138.000 warga sipil di Thailand dan sekitar 35.000 warga Kamboja terpaksa meninggalkan tempat tinggal mereka. Empat provinsi di Thailand yang terdampak paling parah adalah Si Sa Ket, Surin, Ubon Ratchathani, dan Buri Ram, semuanya berbatasan langsung dengan daerah konflik.
Selain itu, krisis ini juga berimbas pada layanan publik penting. Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand mengumumkan penutupan penuh atau sebagian dari 11 rumah sakit di wilayah perbatasan, sementara Kementerian Pendidikan menangguhkan operasi 751 sekolah di provinsi-provinsi yang terdampak konflik.
Dalam menghadapi situasi darurat ini, Sirkuit Internasional Chang di Provinsi Buri Ram memberikan kontribusi yang penting sebagai tempat evakuasi. Pada 24 Juli 2025, sirkuit tersebut telah menampung lebih dari 8.000 penduduk yang terkena dampak, menyediakan tempat perlindungan dan bantuan bagi mereka yang terdampak oleh konflik tersebut.