Analisis ini menggabungkan 22 uji klinis yang melibatkan 1.348 partisipan, mencakup 13 bentuk terapi untuk insomnia.
Dari jumlah tersebut, tujuh terapi berbasis aktivitas fisik diuji, antara lain: yoga, Tai Chi, jalan kaki atau jogging, kombinasi aerobik dan kekuatan, latihan kekuatan saja, kombinasi aerobik dengan terapi, dan latihan aerobik campuran.
“Namun, seperti semua studi meta, hasil ini tetap memiliki keterbatasan. Salah satunya adalah kurangnya detail mengenai usia, jenis kelamin, latar belakang etnis, serta kondisi klinis partisipan yang bisa mempengaruhi hasil,” kata seorang peneliti tidur di Universitas Uppsala, Swedia, Jonathan Cedernaes, PhD.
Oleh karena itu, para peneliti menyarankan agar temuan ini digunakan sebagai dasar awal, bukan kesimpulan akhir.